Maroko adalah salah satu negara di kawasan Africa yang pernah menjadi pusat peradaban Islam beberapa abad silam selain Mesir,dan Tunisia. Di sini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peninggalan kejayaan Islam zaman dahulu yang masih eksis hingga kini mulai dari Masjid Qurowiyyin di kota Fez hingga Masjid Koutubia yang terletak di kota merah Marakech.
Berbicara tentang keindahan arsitektur, Maroko merupakan salah satu negara Islam di Africa yang memiliki warisan – warisan bangunan peninggalan bangsa Moor (amazigh) yang juga membangun monumen – monumen menakjubkan di negri Andalusia Spanyol.
Bagi yang belum pernah berkunjung ke negaranya Ibn Batutah ini mungkin lebih mengenal Maroko dengan kota casablaca dengan nuansa romantisnya atau dengan kemegahan Masjid Hassan Tsani.
Namun bagi yang suka dengan sejarah dan keindahan arsitektur yang mengagumkan tentu akan memilih untuk mengunjungi kota tua Fes dan Marakesh. Disetiap sudut kota mata kita akan dibuat kagum oleh keindahan arsitetektur kuno suku Moor. Salah satunya masjid – masjid yang ada di Maroko.
Menurut hemat penulis paling tidak ada tiga keunikan bangunan Masjid Maroko. Pertama adalah bentuk Minaretnya[1] yang berbentuk persegi. Gaya ini disebut juga Almohad (Al Muwahhidun)[2] dan merupakan ciri khas arsitektur Moorish. Bentuk Minaret bergaya seperti ini hanya bisa kita jumpai di Maroko dan Spanyol.
Masjid Hassan Tsani Casablanca |
Nah yang menarik lagi dari minaret-minaret Masjid Maroko pada setiap sisinya terdapat lengkungan-lengkungan, yang mana setiap lengkungan memiliki arti untuk menunjukan kegunaan Masjid tersebut.
Menurut Syekh Usman Ismail dalam kitabnya تاريخ العمارة الاسلامية والفنون التطبقية بالمغرب اللأقصى bahwa, tujuan dari keberadan lengkungan di menara tersebut tidak hanya estetika saja, tetapi juga memiliki konotasi penting bagi para jamaah.
Dimana ada menara yang berisi dua, tiga, empat, lima lengkungan bahkan lebih. Masing-masing jumlah lengkungan memiliki makna simbolis tertentu. Berikut penjelasan singkatnya :
Pertama, masjid yang memiliki dua lengkungan menunjukan bahwa, masjid ini berada di desa terpencil.
Kedua, masjid yang memiliki tiga atau empat lengkungan menunjukan bahwa, masjid ini berada di lingkungan tempat tinggal ( حي ), dan masjid ini hanya digunakan untuk menunaikan sholat maktubah saja.
Ketiga, masjid yang memiliki lima lengkungan di menaranya disebut juga masjid jami’, yakni masjid yang berada di madinah ( kota ). Fungsinya sama dengan masjid hay yakni tempat dilaksanakannya sholat lima waktu, hanya saja digunakan juga untuk ibadah sholat jum’at.
Keempat, yakni masjid yang memiliki enam lengkungan atau lebih. Masjid ini disebut juga Masjid Raja. Masjid ini boleh di gunakan untuk sholat apa saja, baik maktubah atau sunnah. Biasanya juga digunakan untuk konsultasi masalah agama dan tempat perayaan keagamaan.
Keunikan yang kedua adalah penggunaan keramik warna-warni untuk menghiasi interior ruangan. Baik di luar atau dalam Masjid. Seperti di pintu depan dan bagian mihrab imam dan dinding-dinding sekitar mimbar. Tidak hanya itu saja, beberapa Masjid juga di temukan hiasan yang bermotif tumbuhan dan geometris seperti yang terdapat di pintu Masjid Hassan Tsani casablaca.
Interior Masjid Hassan Tsani Casablanca |
Ketiga, adalah adanya riad. Riad hampir mirip dengan patjo di Barat[3], yaitu suatu halaman terbuka di dalam Masjid atau rumah yang berbentuk persegi empat dengan air mancur di tengahnya. Jika di masjid riad berfungsi untuk tempat wudhu dan juga untuk tempat besantai sedari melepas lelah.
Riyad Masjid Qurowiyyin Fes |