Masa muda adalah masa yang rawan. Masa di mana seseorang sedang mencari jati dirinya, masa di mana seseorang sedang senang untuk mencoba hal-hal yang baru, dan di masa itu, semangat masih ada, masih membara, tenaga masih kuat. Akan tetapi dengan itu semua, seorang pemuda juga harus pandai menjaga dirinya agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan.
Di masa itu pula seseorang yang sudah mulai sedikit banyak mengenal lawan jenisnya, terkadang tanpa dia sadari ada rasa yang ikut bermain dalam hatinya. Rasa ini bisa tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu, tapi juga bisa musnah dan menghilang. Mungkin bagi sebagian orang rasa ini masih bisa ia kendalikan, tapi bagi sebagian yang lain, justru rasa ini malah mempermainkan dirinya. Ya, itulah cinta.
Tak jarang cinta bisa sampai memengaruhi hidup seseorang, entah memberi pengaruh ke arah yang lebih baik atau malah sebaliknya, ke arah yang lebih buruk, tergantung kepada “korban” cinta itu sendiri. Biasanya, orang yang dimabuk cinta akan berusaha semampunya untuk menarik perhatian orang yang ia cintai, karena pada dasarnya seseorang itu ingin diperhatikan, terlebih lagi oleh orang yang ia dambakan. Ada juga yang berusaha membuatnya bahagia dengan berbagai cara, dia rela melakukan apa pun meskipun harus mengorbankan waktu, harta, dan tenaganya, yang penting dia bahagia. Duh bucin banget deh haha.
Tapi ada juga yang memendam rasa ini dalam-dalam, dia lebih memilih mencintai dalam diam, meskipun ada rasa cemburu yang kapan pun siap menikam. Padahal ada yang pernah berkata, “Utarakanlah rasa cinta yang kau miliki kepada seseorang yang kau cintai, karena dengan itu masih ada dua kemungkinan jawaban yang akan kau dapatkan, bisa jadi dia menjawab “iya”, atau bisa juga dia menjawab “tidak”. Akan tetapi jika kau tidak pernah mengungkapkan rasa itu, maka hanya ada satu jawaban yang akan kau dapatkan, yaitu “tidak”, bisa jadi bukan karena dia menolak, tapi karena dia tidak tahu. Hiyaa, ih geli sendiri ih hahaha. Akan tetapi harus tetap memerhatikan batasan-batasannya ya! Jangan dipakai sembarangan! Karena alangkah baiknya kita mencari saat dan sosok yang tepat hingga akhirnya kita memutuskan untuk mengungkapkannya, tentunya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
Nah, mungkin banyak orang sudah mengungkapkannya dan akhirnya diterima. Tapi, ada juga orang yang setelah mengungkapkan ternyata ditolak, hahaha ups. Yang kedua inilah yang akhirnya menjadi masalah. Bisa membuat seseorang menjadi galau akut, menghilangkan semangat dalam hidupnya, hilang nafsu makannya, hancur hatinya, bahkan yang lebih parah lagi bisa sampai bunuh diri. Karena mungkin baginya dia adalah segalanya, tak ada orang lain yang bisa menggantikannya, kalau kata Andmesh, “ku mau dia, tak mau yang lain”, hehehe. Tapi itulah yang namanya cinta, bisa membuat gila bagi pecandunya.
Akan tetapi pernahkah kita renungi? Sadar atau tidak sadar, ternyata ada cinta yang jika kita utarakan maka cinta kita tidak akan pernah ditolak. Ada cinta yang kapanpun dan dimanapun kita ungkapkan, pasti cinta itu akan diterima dengan senang hati. Apalagi jika cinta itu kita tunjukkan dan buktikan dengan tulus.
Cinta kepada siapakah itu?
Ya, cinta kita kepada Allah ﷻ. Dan malah bisa saja, Dia sudah menunggu kita untuk mengutarakan dan membuktikan cinta kita. Dia selalu rindu dengan kita. Karena pada kenyataannya, Dia sudah lama menunjukkan dan membuktikan cinta-Nya kepada kita, hanya saja mungkin kita yang kurang peka. Kita terlalu sibuk mencari cinta lain yang belum pasti, padahal di sana ada cinta yang sudah pasti. Kita mungkin sering lupa dan lalai mengabaikan cinta-Nya, kita lebih memilih untuk mengejar cinta yang semu, yang ternyata pada akhirnya malah menghancurkan kita. Kita masih sering mendurhakai-Nya, melupakan-Nya, dan bahkan mengkhianati-Nya. Akan tetapi dengan semua itu, kita masih mengaku-ngaku bahwa kita mencintai-Nya, bahkan kita masih mengharapkan-Nya untuk memberikan yang terbaik pada kita, itukah yang dinamakan cinta? Seperti yang pernah dikatakan:
تَعصي الإِلَهَ وَأَنتَ تُظهِرُ حُبَّهُ هذا مَحالٌ في القِياسِ بَديعُ
لَو كانَ حُبُّكَ صادِقاً لَأَطَعتَهُ إِنَّ المُحِبَّ لِمَن يُحِبُّ مُطيعُ
في كُلِّ يَومٍ يَبتَديكَ بِنِعمَةٍ مِنهُ وَأَنتَ لِشُكرِ ذاكَ مُضيعُ
“Kau mengaku mencintai-Nya tetapi kau masih mudah mendurhakai-Nya, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak pantas.”
“Jika memang cintamu tulus niscaya kau akan menaati-Nya, karena orang yang mencintai akan taat pada yang ia cintai.”
“Kau selalu memulai hari-hari dengan nikmat dari-Nya, akan tetapi kau malah menyia-nyiakan dalam mensyukurinya.”
Maka jika kita mengaku cinta kepada Allah, mari kita lihat kembali cinta kita, apakah cinta kita sudah tulus atau ternyata cinta kita hanyalah cinta palsu. Na’udzu billah min dzalik
Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa membuktikan cinta kita kepada Allah? Di dalam Al quran difirmankan:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Ali ‘Imran: 31)
Jadi, jika kita mengaku mencintai Allah, maka buktikanlah dengan mengikuti Rasul-Nya ﷺ! Dengan kita berusaha menaati perintahnya, menjauhi larangannya, meneladani kisah hidupnya, mengamalkan ajarannya, menjadikannya teladan di segala aspek kehidupan. Maka dengan itu, insyaAllah Allah akan mencintai kita, bahkan bukan hanya itu, Allah juga akan mengampuni dosa-dosa kita. Jika Allah sudah mencintai kita, maka apa lagi yang kita butuhkan? Segala yang ada di dunia ini akan terasa indah, Allah akan penuhi hajat kita, Allah akan mudahkan urusan kita, dan bisa jadi, dengan itu pula Allah akan menggerakkan hati si dia, hahaha… eh
Semoga Allah senantiasa menolong dan memberikan hidayah-Nya kepada kita, agar kita bisa membuktikan cinta kita kepada-Nya dengan tulus, amin…
Wallahu a’lam