Webinar Bedah Kitab: Mengurai Keindahan Balaghah dalam Tafsir Al-Qur’an

Kabar Berita

Maroko, 2 November 2025 – Departemen Pendidikan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko bersama Zawiyah Nusantara sukses menyelenggarakan Webinar Bedah Kitab dengan tema “Balaghah sebagai Pendekatan dalam Tafsir Al-Qur’an: Ruang Lingkup, Urgensi, dan Kerangka Implementasi”. Kegiatan ilmiah ini menghadirkan narasumber tunggal, Dr. K.H. Muhammad Afifuddin Dimyathi, Lc., M.A., Ketua Umum MUI Jombang sekaligus ulama dan akademisi yang dikenal luas di dunia tafsir dan balaghah.

Acara yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom pada Minggu (2/11) pukul 12.00 GMT+1 atau 18.00 WIB ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta, terdiri dari mahasiswa Indonesia di Maroko, kalangan akademisi, serta pemerhati ilmu tafsir dari berbagai negara. Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan mereka dalam menyimak dan berdiskusi sepanjang sesi.

Menelusuri Makna dan Keindahan Balaghah

Dalam pemaparannya, Dr. Afifuddin menjelaskan bahwa kitab Asy-Syamil fi Balaghah al-Qur’an lahir dari dorongan akademik untuk menjawab pertanyaan tentang sejauh mana ilmu balaghah dapat menjadi pendekatan dalam memahami Al-Qur’an. Kitab ini disusun berdasarkan urutan surah dari Al-Fatihah hingga An-Naas, dengan tujuan memudahkan pembaca mengenali keindahan dan kedalaman makna ayat-ayat Al-Qur’an melalui pendekatan balaghah.

Menurut beliau, pendekatan ini memadukan antara gaya bahasa Arab klasik dan penjelasan Rasulullah dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara indah dan sarat makna.
Beliau menegaskan prinsip “Quwwatu al-Lafzhi Quwwatu al-Ma‘na” (kekuatan lafaz mencerminkan kekuatan makna), yang menunjukkan bahwa penambahan atau pemilihan kata dalam Al-Qur’an selalu membawa kekayaan makna yang mendalam.

Lebih lanjut, Dr. Afifuddin menjabarkan beberapa aspek utama balaghah yang dibahas dalam kitab ini, seperti:

  1. Ḥusnu at-Tartīb (keindahan urutan kata),
  2. Ḥusnu at-Tahżīb (keindahan susunan kalimat), dan
  3. Ḥusnu an-Nasab (keindahan hubungan antara makna dan struktur kalimat).

Beliau juga memaparkan bagaimana konsep-konsep balaghah berperan penting dalam tafsir, di antaranya untuk mengurai keindahan lafzhi dan ma‘nawi, menangkap keserasian antar ayat dan kalimat, menggali rahasia pemilihan kata dan peletakan kalimat, serta menyingkap makna implisit seperti yang tampak dalam gaya bahasa ihtibak. Selain itu, balaghah juga membantu dalam penakwilan ayat-ayat mutasyabihat, merumuskan kandungan hukum, serta menangkap berbagai isyarat ilmiah, etika sosial, dan psikologis yang terkandung dalam teks Al-Qur’an.

Dialog Ilmiah dan Tanya Jawab Interaktif

Sesi tanya jawab berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta terlihat antusias mengajukan beragam pertanyaan, mulai dari penerapan konsep balaghah dalam menafsirkan ayat-ayat kontemporer hingga relevansinya dengan pendekatan tafsir modern. Beberapa pertanyaan juga menyinggung bagaimana keseimbangan antara keindahan bahasa dan kedalaman makna dapat dijaga dalam penafsiran, serta bagaimana seorang mufassir masa kini dapat memanfaatkan perangkat balaghah untuk memperkaya metodologi tafsir. Diskusi ini mencerminkan suasana intelektual yang hidup, di mana peserta tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga turut berkontribusi dalam proses dialektika ilmiah.

Lebih dari sekadar forum akademik, kegiatan ini menjadi wadah penting dalam memperkuat tradisi keilmuan di lingkungan pelajar Indonesia di Maroko. Melalui forum semacam ini, semangat kajian tafsir dan ilmu bahasa Arab terus tumbuh dan terarah, membuka ruang bagi kolaborasi lintas bidang antara studi tafsir, balaghah, dan linguistik Qur’ani. Acara ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata dalam memperkaya khazanah akademik pelajar Indonesia di dunia internasional, serta memperkuat posisi mereka sebagai jembatan antara khazanah keilmuan klasik dan tantangan intelektual modern.

Meneguhkan Tradisi Keilmuan

Melalui kegiatan ini, Departemen Pendidikan PPI Maroko bersama Zawiyah Nusantara berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang kajian ilmiah yang menguatkan tradisi intelektual pelajar Indonesia di Maroko.
Kegiatan Webinar Bedah Kitab diharapkan dapat memperkaya wawasan mahasiswa dalam memahami keindahan bahasa Al-Qur’an serta menguatkan semangat meneliti, menulis, dan berdialog ilmiah di ranah tafsir dan kebahasaan.

“Semoga kajian seperti ini terus berlanjut dan menjadi bagian dari tradisi ilmiah pelajar Indonesia di luar negeri, yang tidak hanya belajar tetapi juga menebar manfaat ilmu,” ujar salah satu panitia.

Departemen Pendidikan PPI Maroko dan Zawiyah Nusantara

Ikuti kegiatan kami lewat instagram @ppimaroko

Simak berita terbaru kami,

Tag Post :
Aktivitas,Berita,Keilmuan & SDI
Share This :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *