Sultan Thaha Syaifuddin akrab dipanggil dengan Raden Thaha Ningrat, lahir pada pertengahan tahun 1816 di keraton kerajaan Jambi . Ia merupakan putra dari Sultan Muhammad Fakhruddin yang biasa di juluki Sultan Kramat dan menjabat sebagai raja di kerajaan jambi.
Walaupun ia terlahir dari kalangan bangsawan,sultan thaha memiliki sikap rendah hati,dermawan,suku bergaul dengan masyarakat dan memberikan semangat untuk terus melawan Belanda . Pada tahun 1841 ia di angkat sebagai pangeran ratu kerajaan di bawah kekuasaan sultan Abdurrahman . Sejak itu, ia menunjukkan sikap menentang belanda dan terbukti ketika kapal kapal Amerika berlabuh di pelabuhan Jambi, ia bernegosiasi mengajak amerika untuk berkerjasama melawan Belanda namun usahanya kandas.
DI sela-selanya menyusun strategi untuk melawan Belanda, ia berdakwah untuk menegakkan Islam di Melayu dengan cara ini Sultan Thaha bisa menambah pasukan dan mengobarkan semangat kebangsaan . Ia berguru kepada KH.Abdul Majid bin Muhammad Yusuf, ia adalah ulama besar jambi yang menyebarkan Islam di tanah Melayu . Guru-guru beliau adalah mufti-mufti Mekah dan dari tangannya keluar murid murid yang gemilang salah satunya adalah Sultan Thaha Syaifuddin.
Aktivitasnya melawan Belanda makin gencar ketika ia di angkat menjadi raja di keraton Jambi pada tahun 1855 . Usahanya melawan Belanda di lakukan dengan menggalang kekuatan dengan masyarakat dan bekerjasama dengan raja Si Singamanganraja . Ia tidak mengakui perjanjian-perjanjian bersama Belanda yang di buat oleh para sultan terdahulu salah satunya ayahnya sendiri . Salah satu perjanjiannya, pada tahun 1833 bahwa Jambi adalah milik belanda dan di pinjamkan kepada Sultan Jambi . Akibatnya Belanda marah mengancam akan memecatnya dan akan menyerangnya, namun Sultan Thaha tetap tenang dan hanya menyiapkan pasukan Karena sudah pasti Belanda menggunakan senjata . Sultan Thaha menghimpun pasukan dikeraton dan belanda mengirimkan bantuan dari Palembang.
Pada tahun 1858, Belanda meluncurkan serangan secara serentak ke arah keraton dan pertarungan berkobar serta banyak warga yang meninggal . Sultan Thaha berhasil menenggelamkan kapal-kapal Belanda namun tidak bisa menyelamatkan keraton, keraton pun di hancurkan oleh Belanda dan berhasil mendudukinnya. Sultan Thaha mencari tempat berlindung dengan pergi ke Kuala Tungkal dan membeli senjata dari pedagang-pedangan Ingggris yang berlabuh di Jambi dan membangun markas di muara tembesi.
Perang pertama sudah berakhir namun perlawanan rakyat puluhan tahun lamanya dengan kobaran semangat dari sang sultan. Sultan Thaha melakukan perang-perang secara gerilya dan pada tahun 1885 ia berhasil menghancurkan benteng benteng belanda di kota Jambi dan pos militer Belanda di Muara Sebak, akibatnya Belanda meningkatkan operasi serangan terhadap sultan thaha . Pada tahun 1901 Belanda mendatangkan pasukan dari berbagai kota seperti Semarang, Magelang, Palembang, Batavia dll . Kemudian menyerang markas Sultan Thaha dan menghancurkannya . Banyak pahlawan yang terbunuh dan Sultan Thaha harus kehilangan kedua panglimanya sementara serangan terus di luncurkan oleh Belanda.
Pada bulan April tahun 1904, Belanda melakukan penyerbuan dan berhasil membasmi markas sultan thaha . Dalam penyerbuan ini Sultah Thaha terbunuh pada usia 88 tahun, jasadnya di makamkan di Muara Tebo dan di jadikan makam pahlawan nasional.
Ini adalah biografi singkat Sultan Thaha Syaifuddin salah satu pahlawan nasioanal dari Jambi . Ini sebagai renungan kita bahwa bagaimana dulu para pahlawan mendirikan negara ini harus bertaruh nyawa tp sekarang banyak yang ingin menghancurkan hanya Karena hal sepele.thanks for all.