Perbedaan adalah anugerah, rasisme adalah musibah.

          Beberapa minggu yang lalu, tepatnya pada tanggal 25 Mei 2020 negara Amerika bergejolak. Penyebabnya adalah sebuah masalah yang tidak dapat di atasi oleh negara selama puluhan tahun, yaitu “rasisme”.

          Rasisme adalah suatu kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu-bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur bahkan menindas ras lainnya.

          Puluhan ribu orang berdemonstrasi di lebih dari 75 kota di amerika untuk memprotes kematian seorang pria berusia 46 tahun berkulit hitam berkebangsaan Amerika dan keturunan Afrikan yang bernama George Floyd. George meninggal di karenakan nasib naas yang di alaminya yaitu perlakuan rasis terhadap dirinya oleh oknum polisi yang berkulit putih. Ia meninggal pada tanggal 25 Mei 2020 ketika seorang polisi berkulit putih terus berlutut dan menekan lehernya bahkan setelah George memohon karena kesulitan untuk bernafas namun polisi tersebut masih tetap menekan leher George sampai akhirnya George lemas dan kehabisan nafas dan meninggal saat di larikan ke rumah sakit.

          Rasisme pun pernah menyulutkan api permusuhan di indonesia. Sebagaimana di lansir dari tribunnewse.com. Di antaranya adalah yang sempat terjadi di jawa timur tepatnya di kota Surabaya pada tanggal 16 Agustus 2019. Bermula dari dugaan adanya perusakan tiang bendera merah putih dan membuangnya ke selokan oleh oknum mahasiswa asal Papua yang berada di Surabaya, lalu mereka di datangi oleh oknum polisi dan menggedor pintu asrama mahasiswa tersebut. Oknum polisi tersebut menggedor pintu sambil mengucapkan kata-kata yang tak pantas (rasisme) yang di tunjukan terhadap mahasiswa Papua yang ada di asrama. Beberapa saat kemudian datang puluhan ormas dan melempari asrama dengan batu. Tentu hal ini menyulutkan api permusuah, sehingga timbullah kerusuhan antar warga yang mengalami rasisme karena mereka merasa di rendahkan oleh kelompok lainya.

          Permasalahan di atas merupakan sebuah potret bagaimana kegaduhan dan masalah besar yang di akibatkan oleh rasisme. Dan rasisme terjadi karena orang-orang yang salah kaprah dalam menyikapi perbedaan. Di mana pada umumnya orang yang berkulit putih merasa lebih superior dari orang yang berkulit hitam, sehingga mereka dapat memperlakukan orang berkulit hitam dengan semena-mena, bahkan menindasnya. Padahal perbedaan ini terjadi bukanlah kehendak orang tersebut. Dan ketika seorang di lahirkan ia tidak di berikan pilihan untuk terlahir sebagai kulit hitam atau putih. Perbedaan tersebut adalah mutlak kehendak tuhan sang maha pencipta Allah SWT.

          Sebagaimana telah Allah jelaskan tentang pencipta’an umat manusia yang berbeda dan beragam. Dalam ayatnya Allah berfirman :

ياايهاالناس انا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقباءل لتعارفوا ان اكرمكم عند الله اتقاكم ان الله عليم خبير

Wahai umat manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan perempuan dan kami telah jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal satu sama lain, sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertaqwa, sungguh Allah maha mengetahui lagi maha teliti (QS 49:13)

          Di antara hikmah yang dapat kita petik dari terciptanya umat manusia yang beragam ialah keindahan. Perbedaan adalah keindahan, perbedaan bukanlah menimbulkan rasisme apalagi permusuhan. Seperti pelangi yang tercipta dan tersusun dari 7 warna yang berbeda sehingga menimbulkan decak kagum bagi siapapun yang melihatnya. Dan hikmah lainnya dari perbedaan ialah seperti yang di sebutkan dalam ayat tersebut ialah     “لتعارفوا”agar kita saling mengenal satu dengan lainnya. Dengan perbedaan ini kita dapat mengenali orang Indonesia yang berada di daratan melayu dengan kulit putih kecoklatan seperti sawo matang,  kita juga mengenal orang Afrika yang berkulit hitam pekat seperti kopi, dan juga kita mengenal orang Eropa dengan ciri khas mereka yaitu hidung mancung dan kulit putih langsat dan lain sebagainya. Tentu orang yang bijak dalam menyikapi perbedaan inilah akan melihat sebuah keindahan dan perkenalan satu dengan lainnya, bukan menimbulkan rasisme apalagi permusuhan.

          Mungkin di antara kita pernah bertanya-tanya tentang “bagaimana perbedaan yang terjadi di antara umat manusia?” padahal kita tahu bahwa kita tercipta berasal dari seorang manusia pertama, bapak seluruh umat manusia yaitu Adam dan istrinya yang bernama Hawa.

          Syaikh imam Abu Fida’ Ismail bin Umar atau sering kita kenal sebagai “Ibnu Katsir” menjelaskan hal ini dalam kitab karyanya yang bernama “ Al-bidayah wa an-nihayah”. pada bab penciptaan Nabi Adam AS, bahwa Allah menciptakan nabi Adam dari tanah, dan allah mengumpulkan dari berbagai macam tanah untuk menciptakan Abu al-basyar Adam. Sebagaimana di riwayatkan dalam hadist shohih :

روى الامام أحمد عن هوذة, عن عوف عن قسامة بن زهير قال : سمعت الأشعري قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :ان الله خلق ادم من قبضة قبضها من جامع الأرض فجاء بنو ادم على قدر الأرض , فجاء منهم الأبيض والأحمر والأسود وبين ذلك, والسهل والحزن وبين والخبيث والطيب وبين ذلك . (رواه أبو داود والترميذي وابن حبان فى صحيحه وقال الترمذي : حسن صحيح)

           Imam Ahmad meriwayatkan dari hudzah, meriwayatkan dari Auf, meriwayatkan dari Qasamah bin Zuhair berkata : aku mendengar Asyary berkata: bersabda Rasulullah SAW : “sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang ia genggam  dari seluruh macam tahan yang ada di bumi. Maka terlahirlah keturuan anak Adam sesuai macam tanah yang ada di bumi. Di antaranya ada yang putih, kemerahan dan hitam dan di antara demikian itu, lalu suka dan duka dan di antara demikian itu,lalu keji dan baik dan di antara demikian itu.

          Maka terciptalah nabi adam dari segenggam tanah yang di kumpulkan dari berbagai jenis tanah dan terlahirlah anak keturunan Adam dengan perbedaan warna kulit dan sifat.

          Semua keturunan Adam menyembah Allah, sampai tiba saatnya 10 abad setelah wafatnya nabi Adam yaitu pada masa nabi Nuh AS. Dimana orang-orang pada masa itu mulai menyembah berhala. Maka Allah mengutus nabi Nuh untuk menyembah hanya kepada Allah dan meninggalkan perbuatan syirik. Namun tak ada yang mengikuti seruan tersebut kecuali hanya sedikit saja. Lalu nabi Nuh berdoa agar membinasakan kaum “Bani Raasib” agar tidak terlahir orang-orang yang menyembah selain kepada Allah pada generasi berikutnya.

          Maka Allah mengabulkan permohonan rasulnya yaitu nabi Nuh dengan menyuruhnya untuk membuat sebuah bahtera yang sangat besar yang dapat menampung orang-orang yang beriman dan setiap binatang berpasangan. Setelah bahtera itu di buat, maka Allah mengirimkan badai dan banjir besar yang tak pernah terjadi sebelumnya untuk membinasakan semua orang yang ingkar, agar tidak lagi terlahir orang-orang yang menyembah selain Allah setelahnya. Di antara orang yang ingkar terhadap nabi Nuh ialah putranya yang bernama Yaam yang sering di kenal dengan sebutan (Kan’an). Selain Yaam (Kan’an) nabi nuh juga memiliki keturunan lain yaitu di antaranya ialah: Haam, Saam dan Yaafist. Dan dari ketiga keturunan inilah akan terlahir generasi berikutnya yang beragam jenis fisik. Haam melahirkan keturunan Arab, sedangkan Yaam melahirkan keturunan Habasy (hitam), dan Yafist melahirkan keturuna Romawi. Sebagaimana yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad

قال الامام احمد : حدثنا عبد الوهاب عن سعيد عن قتادة عن الحسن عن سمرة, ان النبي صلى الله عليه وسلم  قال : “سام ابو العرب, وحام ابو الحبش , ويافث ابو الروم”  (صححه الحاكم في المستدرك ووافقه الذهبي ) 

وقال الشيخ ابو عمر بن عبد البر : وقد رو عن عمران بن حصين, عن النبي مثله .

وقال : المراد بالروم هنا : الروم الاول , وهم اليونان المنتسبون الى رومى بن ليطي بن يونان بن يافث بن نوح عليه السلام

Berkata imam Ahmad : telah menghadiskan kepada kami Abdul Wahab dari Said dari Qatada dari Samurah, bahwasanya nabi Muhammad SAW bersabda : “ Saam adalah bapak dari bangsa Arab, dan Haam adalah bapak dari bangsa Habasyah, dan Yafist adalah bapak dari bangsa Rum”.

Dan syaikh Abu Umar bin Abdul bar: dan telah di riwayatkan dari Imran bin Hushain  dari nabi semisalnya.

Dan ia berkata : yang di maksudkan dengan Rum pada hadist tersebut adalah : Rum awal, merekalah bangsa Yunani yang di nisbatkan kepada Rumy bin Layti bin Yunan bin Yafist bin Nuh AS.

          Itulah sejarah singkat umat manusia yang tercipta dengan beragam jenis kulit, ras, suku dan bangsa. Namun di balik perbedaan ini kita temukan keindahan dan keberagaman umat manusia dan dengan perbedaan kita dapat saling mengenal, bukan saling menghardik dan mencekal. Sehingga muncul pepatah mengatakan “duduk sama rata, berdiri tanpa raja”. Karena  manusia di hadapan tuhan maha pencipta semuanya sama, dan tak ada keistimewaan di antara umat manusia selain taqwa

روى الامام البيهقى, من حديث جابر ان النبي صلى الله عليه وسلم خطب في خطبة الودع, فى اوساط ايام التشريق فقال : يا ايها الناس ان ربكم واجد وان اباكم واحد , ألا لا فضل لعربي على عجمي ولا لعجمي ولا لعربي الا بالتقوى.

Imam Baihaqi meriwayatkan dari hadist Jabir bahwasanya nabi Muhammad berkhutbah ketika khutbah wada’, di tengah hari tasyriq maka ia bersabda : wahai manusia sekalian! Sesungguhnya tuhan kalian ialah yang maga esa, dan bapak kalian adalah satu (Adam), ingatlah! Tidak ada keistimewaan bangsa Arab atas bangsa selain arab, dan tak ada keutamaan bangsa selain Arab atas bangsa Arab kecuali dengan ketaqwaan.

 

 

 

Referensi:

               An-nasyir al-atlas, Ibnu Katsir. Qashas al-anbiya’, di-tahqiq oleh Ahmad Jaar.

          Bait al-afkar dauliyah, Ibnu Katsir. Al-bidayah wa an-nihayah, di-tahqiq oleh Hassaan Abdul Mannan

          https//belhacini.keuf.net

Tag Post :
Minggu-an Menulis

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *