Penyebab Konflik Rohingya

Ke-PPI-an

Point-point penting dari diskusi mingguan PPI Maroko tentang penyebab konflik Rohingya:  
1. Secara umum, konflik Rohingya sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh faktor agama , tetapi pada kenyataannya terdapat faktor kepentingan ekonomi di balik persoalan tersebut. Di tempat tersebut terdapat jalur sumber energi minyak dan gas yang menjadi target investasi negara asing seperti China dan Amerika, sebagaimana yang dikutip oleh Siegfried O. Wolf, seorang kepala bidang penelitian South Asia Democratic Forum (SADF)di brussel dan peneliti di universitas Heidelberg, Institut South Asia.
2. Rohingya merupakan kelompok etnis Indo-Arya yang berasal dari Rakhine (disebut juga Arakan,atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di negara Burma. Bahasa Rohingya merupakan etno linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di india dan Bangladesh yang mana memiliki banyak perbedaan dengan mayoritas rakyat Burma yang berrumpun bahasa Sino-Tibet.
3. Pada tahun 1826, wilayah Arakan diduduki oleh pemerintah kolonial Inggris setelah perang Inggris-Burma Pertama (tahun 1824-1826). Pemerintah Inggris menerapkan kebijakan untuk memindahkan para petani dari wilayah sekitar (termasuk orang-orang Rohingya yang sebelumnya merupakan pengungsi juga orang-orang Bengali yang berasal dari Chittagong) menuju ke Arakan yang saat itu sudah ditinggalkan. 
4. Diantara faktor-faktor yang menyebabkan konflik Rohingya:
a. Tanah arakan kaya akan sumber daya alam
b. Krisis identitas orang-orang Rohingya
c. Kekerasan seksual dan pembunuhan yang dilakukan oleh masyarakat pribumi Myanmar
d. Pemerintah Myanmar tidak mengakui etnis Rohingya
e. Bangladesh yang merupakan kampung halaman etnis Rohingya juga tidak mengakui mereka
f. Pembantaian 10 muslim di dalam bis
g. Lemahnya hak asasi manusia di negara Myanmar
h. Politik negara Myanmar yang dikuasai militer

5. Sementara itu memperjuangkan hak-hak etnis Rohingya, mereka memiliki tentara yang dinamakan ARSA (Arakan Rohingya Salvator Army) yang dipimpin oleh Attaullah Abu Ammar Jununi, yang beroperasi di negara bagian Rakhine di Myanmar utara, tempat dimana komunitas muslim Rohingya menghadapi persekusi.

Tag Post :
Aktivitas,Diskusi Mingguan PPI Maroko,Keilmuan & SDI,Sosial & Humas
Share This :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Populer