Oleh: Alyssa Putri Sulaiman
Setelah Putri, Fitri dan Rahma melaksanakan solat magrib mereka mendapatkan kabar bahwa ada seorang penulis perempuan yang akan singgah dirumah mereka, namanya mba Dewi. Rahma yang anaknya gemar menulis, sangat excitedkarna mendengar hal tersebut. “ hah serius?? Ada penulis yang mau main kesini??” ujarnya. Akhirnya merekapun segera merapihkan rumah dan kamar yang tadinya sedikit berantakan menjadi lebih rapih. Sembari menunggu mba Dewi datang, mereka menyantap makan malam terlebih dahulu. Akhirnya mba Dewi pun tiba.
“ hallo…. Assalamualaikum, aduuh seneng deh bisa ketemu sama anak anak disini..” sambil memeluk Fitri dengan erat. “gimana kabarnya cantiik?? Sehat yaa…” lanjutnya. Perawakan mba Dewi yang Indonesia banget membuat Fitri dan Putri sangat senang. Mba Dewi datang ke rumah Putri dengan membawa teman Maroko-nya yang bernama Dunya, yang katanya, dia adalah salah satu muridnya mba Dewi. Ternyata,mba Dewi juga ahli dalam berbahasa Inggris. Fitri lalu bertanya bagaimana bisa mba Dewi datang ke Maroko, lalu mba Dewi menjawab “ bagaimana saya ke Maroko?? Hahaha it’s a long story, right Dunya?” jawabnya sambil melirik ke arah Dunya. Setelah berbincang bincang tentang perjalanan mba Dewi ke Maroko, akhirnya mba Dewi pamit kepada Putri dan teman temannya. Katanya nanti mba Dewi akan kembali lagi ke rumah mereka.
Beberapa minggu kemudian, mba Dewi datang kembali ke rumah Putri. Kali ini mba dewi menawarkan dirinya untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada Putri dan teman temannya. Putri, Fitri dan Rahma sangat senang mendengar hal tersebut. Mereka sangat excited untuk memulai pembelajaran bahasa Inggris. Dan mereka menentukan waktu untuk belajar bersama. Akhirnya mereka sepakat akan belajar setiap hari Sabtu dan Minggu. Setiap minggu mereka belajar bersama di caffe dekat rumah. Cara mba Dewi mengajar sangat mengasyikan, sehingga mereka mudah untuk memahaminya.
Minggu demi minggu mereka jalani untuk belajar bersama, akhirnya pada suatu hari mba Dewi menawarkan kepada Putri dan teman temannya untuk pergi ke London dengan tarif yang relatif murah. London… iya London. Siapa sih yang tidak tau dengan Negara satu ini? Negara yang terletak di benua Eropa ini yang terkenal dengan Big Ban dan merupakan destinasi impian bagi sebagian orang. Singkat cerita, mba Dewi memberikan mereka formulir yang berisikan biodata diri untuk diisi. Setelah Putri, Fitri dan Rahma mengisi form tersebut, mba Dewi berkata bahwa mereka hanya harus membayar form pendaftaran sebesar 1.500 Dirham atau kurang lebih Rp 2.400.000,00 dan juga biaya untuk home stay sebesar 4.000 Dirham, atau senilai Rp 6.400.000,00. Namun uang home stay ini akan dikembalikan.
Akhirnya tanpa pikir panjang, Putri dan teman temannya membayar form pendaftaran terlebih dahulu.“ uang yang buat home stay disana, nanti aja ya” ujar mba Dewi. Mba Dewi juga meminta fotokopi passport kepada Fitri,Putri dan Rahma. Dan mereka pun memberikannya. Setelah itu mba Dewi beranjak pergi karena ada urusan lain.
Ternyata mba Dewi adalah orang yang sangat dermawan, ia selalu bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Dan tentu, mba Dewi juga sangat baik terhadap Putri, Fitri dan Rahma. Setiap dua hari sekali mba Dewi memberikan bahan pokok untuk mereka. Seperti beras, minyak,sayur,buah dan makanan lainnya.
“ ya ampun mba gausah repot repot giniii” kata Fitri.
“ atuh repot apanya? Orang aku teh seneng banget kalo ngasih beginiaan ke kalian ” jawab mba Dewi dengan logat Sundanya.
“ini kebanyakan mbaa.. ya Allah makasih ya mba, semoga semua doa mba dikabulin sama Allah” kata Fitri sambil memeluk mba Dewi
“ lillah sayang.. lillah…” ujar mba Dewi mengelus kepala Fitri.
Lama kelamaan rasa kekeluargaan tumbuh diantara mereka. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Seperti jalan dan makan bersama. Mba Dewi pun mulai terbuka untuk menceritakan siapa ia sebenarnya. Mba Dewi adalah seorang ibu dari 3 anak perempuan yang cantik dan soleha. Ia juga seorang mualaf, ia tinggal di pulau Jawa, ia bekerja di salah satu saluran tv internasional. Selain itu dia juga seorang dosen di universitas ternama di kawasan depok, Jawa Barat. Mba Dewi pun akhirnya menceritakan mengapa ia berada di Maroko. Ternyata, mba Dewi sedang ada tugas dari kantornya, seharusnya dia ditugaskan di Korea, tapi ia bertukar dengan temanya. Mba Dewi juga berkata bahwa ia malah bertemu dengan teman laki lakinya yang ia kenal di facebook.
Putri, Fitri dan Rahma sangat senang akan kehadiran mba Dewi ini. Bagaimana tidak? Mereka dipertemukan oleh wanita yang memiliki banyak talenta seperti pandai berbahasa Inggris, public speaking yang sangat baik dan dermawan. Ternyata mba Dewi adalah lulusan dari salah satu universitas yang berada di Perth, Australia.
Suatu ketika, mba Dewi mengajak Putri dan teman temannya untuk pergi ke Siberia. Sungguh, baik sekali bukan mba yang satu ini? Mereka sangat senang mendengar hal tersbut, mereka sangat ingin ikut bertamasya ke Siberia, akan tetapi mereka ragu karena adanya tugas dari sekolah yag harus mereka selesaikan. Pada saat itu, dengan gegabah mba Dewi meminta passport kepada Putri dan teman temannya. Dan mereka pun memberikannya. Keesokan harinya, mba Dewi berkata bahwa ia telah membeli tiket. Namun setiap kali mereka meminta bukti tiket kepada mba Dewi, ia selalu mengabaikannya. Karna merasa janggal akan hal tersebut, akhirnya Putri, Fitri dan Rahma meminta mba Dewi untuk membatalkannya. Dan rencana tersebut pun dibatalkan.
Setiap Sabtu dan minggu mereka tetap belajar bahasa Inggris bersama, tapi kali ini mba Dewi membawa salah satu muridnya yang bernama Zahra. Ia adalah mahasiswa tingkat akhir di kuliahnya. Zahra juga merupakan teman dekat dari Putri,Fitri dan Rahma. Disini, Zahra akan menjadi partner kerja mba Dewi. Zahra akan menjadi guru juga. Lama kelamaan Zahra pun menjadi teman dekatnya mba Dewi. Mereka selalu mengajar bersama, belajar bersama dan terkadang mereka berkunjung ke rumah masing masing. Suatu hari mba Dewi meminta Putri dan teman temannya untuk berbicara serius.
“ kalian serius yaa jadi mau ikut ke London” Tanya mba Dewi.
“ iya mbaa, aku mau izin ortuku sekarang boleh mba? “ kata Rahma.
“ hmm… nanti aja deh kalo semua hal nya udah selesai, biar enak aja gitu, kalo udah beres baru deh bilang.” Jawab mba Dewi.
“ oh iya sekalian bayar uang yang buat home stay disana ya, 4.000 dirham.” Lanjutnya.
Akhirnya Rahma,Putri dan Rahma mengumpulkan uang mereka. Entah mengapa Rahma bertanya akan hal ini..
“mba… can we trust you?” tanyanya dengan nada ragu.
Dan mba Dewi pun menjawab
“ gini ya.. aku tuh cuma pengen kalian ngerasain pengalaman belajar di London aja. Aku gak rugi kalo kalian gak mau juga, aku udah punya kerjaan banyak, aku cuma mau nolong kalian. Yaa.. mau percaya atau nggak, itu terserah kalian.” jawabnya.
Akhirnya mereka pun mengumpulkan uang untuk home stay kepada mba Dewi. Hari demi hari terus berjalan. Namun sekarang mba Dewi suka menghilang, sekarang ia memiliki 2 nomor telepon. Ia menjadi sulit untuk dihubungi. Jadwal untuk belajar pada hari Sabtu dan Minggu pun mulai tidak karuan. Namun ternyata banyak kabar burung yang mengharuskan mereka untuk berhati hati.
. Suatu hari mereka dapat telpon dari bang Udin, ia adalah mahasiswa tingkat akhir di Maroko.
“ eh kalian dapet tawaran ke London gak?” Tanya bang Udin.
Fitri dan Putri ragu untuk menjawab hal tersebut. Mereka ingat kata mba Dewi untuk tidak menceritakan kepada siapapun. “ udah jawab aja gapapa, saya udah tau banyak..”kata bang Udin.
Putri dan Fitri pun bingung. “ hah? Emangnya kenapa bang? Ko bisa tau mba Dewi? “ Tanya Fitri khawatir.
“ iyaa.. hati hati deh kalo saran saya ya.. takutnya uang kalian gak digantiin. Saya dapet kabar dari anak anak yang lain juga soalnya.” Jawab bang Udin.
Keesokan harinya mereka mencoba menghubungi mba Dewi lagi, dan kebetulan telponnya diangkat oleh nya.
“ mba.. gimana kabarnya? Baik yaa..” Tanya Fitri.
“iya sayang Alhamdulillah mba baik niih. Aku lagi sibuk banget, banyak yang harus diurusin. Aku pindah rumah soalnya jadi lagi repot juga. Ada apa sayang?” jawab mba Dewi.
“ itu mba.. aku lagi butuh uang banget, kira kira kapan ya mba?? Soalnya aku mau bayar bulanan rumah niiih.”
“ nanti secepatnya aku kabari lagi ya cantiik, aku cuma tinggal cari waktu buat ketemu kalian aja.”
Singkat cerita, akhirnya mba Dewi mengembalikan sebagian uang Fitri. Sebagian… iya sebagian. Sisanya kapan? Allahua’lam.
Setiap kali mereka ingin bertemu dengan mba Dewi, pasti ada saja alasan dari mba Dewi untuk tidak bertemu. Lama kelamaan merekapun curiga karna banyak kejanggalan yang terjadi. Namun ada saja hal yang tetap membuat mereka berpositif thinkingkepada mba Dewi ini. Mba Dewi ini sangat pintar untuk merangkai kata kata untuk membuat mereka percaya kepadanya. Dia juga sangat pandai membolak balikan fakta.
Akhirnya mba Dewi berkata kalau ia akan kembali ke Indonesia pada bulan depan. Mendegar hal tersebut, Putri, Rahma dan Fitri menjadi sangat khawatir akan uang yang mereka berikan. Sebelum mba Dewi kembali ke tanah air, Putri, Fitri dan Rahma jadi sangat jarang bertemu dengan mba Dewi. Dan pada suatu hari, mereka melihat story WhatsApp mba Dewi “ ehh.. mba Dewi udah di Indo?!” kata Rahma. Lalu Rahma bertanya kapan mba Dewi akan kembali ke Maroko, tetapi ternyata nomor mereka telah di blokir oleh mba Dewi.
Semua harapan ingin belajar di London seketika hilang, dan semua janji nya pun hanyalah omong kosong. Semua kebohongan mba Dewi terbongkar,ternyata bukan hanya Putri, Rahma dan Fitri yang di tipu. Tetapi banyak sekali orang yang ia rugikan.
Suatu hari teman dekatnya mba Dewi yang bernama Zahra menelpon kami dan memberikan kabar bahwa ia pun ikut tertipu. Dia menangis karena hal tersebut. Ternyata, Zahra juga ditipu oleh mba Dewi. Bahkan nominalnya lebih besar dari pada Putri dan teman temannya.
Assalamualaikum wr wb. Afwan sebelumnya …Saya mau bertanya apa bisa kita kuliah d maroko lewat jalur mandiri?? … Mhon jawaban dri kakak2🙏🙏🙏🙏