Mengenal Para Imam Qira’ah Sab’ah

Mengenal Para Imam Qira’ah Sab’ah

Oleh: Manarul Hidayah*

Al-Qur’an adalah mukjizat abadi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Disamping itu Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dalam bahasa Arab yang sangat tinggi susunan bahasanya dan keindahan. Bangsa arab sejak dahulu mempunyai lahjah (dialek) yang berbeda-beda antara satu suku dengan suku yang lain, baik dari segi intonasi, bunyi, dan hurufnya. Apabila diantara pijakannya perbedaan dan keragaman dialek-dialek bahasa arab tersebut, maka Al-Qur’an yang di wahyukan oleh Allah swt kepada Nabi saw akan sempurna kemukjizatannya apabila ia dapat menampung berbagai dialek dan macam-macam cara membaca Al-Qur’an sehingga mudah dihafal dibaca serta di fahami.

A. Pengertian Qira’ah

Imam az-Zarkasyi (w. 794 H.) mengemukakan bahwa:

القراءات هي اختلاف الفاظ الوحي المذكور في كتبة الحروف او كيفيتها من تخفيف وتنقيل وغيرهما.

“….Qiro’at adalah perbedaan pengucapan lafal AL-Qur’an,baik menyangkut huruf-hurufnya maupun pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takhfif (meringankan), tatsqil (menebalkan), dan lainnya…”

Imam Al-Zarqani (w. 412 H.) mengemukakan bahwa :

القراءات جمع قراءة وفي الاصطلاح مذهب يذهب اليه امام من ائمة القراء مخالفابه غيره في النطق بالقران الكريم مع اتفاق الروايات والطرق عنه سواء اكانت هذه المخالفه في نطق الحروف ام في نطق هيئاتها.

“….Dari segi bahasa, qira’at adalah jamak dari qira’ah, sedangkan dari segi istilah adalah suatu mazhab yang dianut oleh seorang imam qira’ah yang berbeda dengan lainnya dalam pengucapan Alquran dengan kesepakatan beberapa riwayat dan jalur, baik perbedaan itu menyangkut pengucapan huruf atau bentuk-bentuk…”

Dari dua pengertian qira’ah di atas, maka dapat ditarik pengertian lain bahwa qira’ah adalah ilmu yang mempelajari tentang bacaan Alquran yang berkaitan dengan bentuk-bentuk pengucapan ayat-ayatnya, yang dianut oleh imam qira’ah berdasarkan riwayat yang bersambung kepada kanjeng Nabi saw.

B. Imam Qira’ah Tujuh dan Perawi-Perawinya

Setiap imam qira’ah mempunyai banyak murid (perawi) yang meriwayatkan qira’ah guru-gurunya dari generasi ke generasi, namun dalam dunia qira’ah hanya diambil dua orang perawi saja dari masing-masing imam qira’ah (Fathoni, I/1996: 6).

Adapun tujuh imam qira’ah (qira’ah sab‘ah), yang masing-masing disertai dua orang perawinya adalah sebagai berikut:

1. Abu ‘Amr ibn Al ’Alaa’ (Gurunya Para Perawi)

Dia adalah Ziyad ibn Al ’Alla’ ibn ‘Ammar Al Mazani Al Bashri. Dia wafat di Kufah tahun 154 H. Dan dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah ad-Duuriyy dan As-Suusiyy. Adapun ad-Duuriyy dia adalah Abu ‘Umar Hafsh ibn ‘Umar ibn ‘Abd al-‘Aziz ad-Duuriyy an-Nahwi. Ad-Duur adalah nama sebuah tempat di Baghdad. Dia wafat pada tahun 246 H. Sedangkan As-Suuusiyy adalah Abu Syu’aib Shalih ibn Ziyad ibn ‘Abdullah As-Suusiyy wafat tahun 261 H.

2. Ibn Katsir

Beliau adalah ‘Abdullah ibn Katsir Al Makkiy. Dia adalah seorang tabi’in dan wafat di Makkah tahun 120 H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Al-Bazziyy dan Qunbul. Adapun Al-Bazziyy, dia adalah Ahmad ibn Muhammad ibn ‘Abdillah ibn Abi Bazzah Al Muadzin Al Makiyy, dan memiliki nama kunyah Abu al-Hasan, wafat di Makkah 250 H.

Adapun Qunbul dia adalah Muhammad ibn ‘Abdirrohman ibn Muhammad ibn Khalid ibn Sa’id al-Makki al-Makhzumi. Ia memiliki nama kunyah Abu ‘Amr dan dijuluki Qunbul. Ada yang mengatakan mereka adalah Ahlul Bait di Makkah yang dikenal dengan Qanabilah. Ia wafat di Makkah tahun 291 H.

3. Nafi’ al-Madani

Dia adalah Abu Ruwain Nafi’ ibn ‘Abdirrahman ibn Abi Nu’aim al-Laitsiy, berasal dari Ashfahan dan wafat di Madinah tahun 169 H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Qaaluun dan Warasy. Qaaluun dia adalah ‘Isaa ibn Mainaa al-Madani seorang pengajar bahasa arab, memiliki nama kunyah Abu Musa, dan nama Qaaluun adalah julukannya. Dan diriwayatkan bahwa Nafi’ menjulukinya dengan julukan tersebut karena bagusnya bacaannya, kata Qaaluun dalam bahasa romawi berarti bagus. Ia wafat di Madinah tahun 220 H.

Sedangkan Warasy dia adalah ‘Utsman ibn Sa’id ibn al-Mishri memiliki nama kunyah Abu Sa’id dan Warasy adalah nama julukannya. Dia dijuluki dengan julukan tersebut ada yang mengatakan karena kulitnya yang sangat putih. Dia wafat di Mesir tahun 197 H.

4. Ibnu ‘Amir asy-Syami

Dia adalah ‘Abdullah ibn ‘Amir al-Yashubiy seorang hakim di Damaskus pada masa kekhalifahan Walid ibn ‘Abdil Malik. Dia diberi nama kunyah Abu ‘Imraan dan dia termasuk salah seorang Tabi’in. Ia wafat di Damaskus tahun 118 H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Hisyam dan Ibnu Dzakwan. Adapun Hisyam dia adalah Hisyam ibn ‘Ammar ibn Nashir al-Qaadhi ad-Damasyqi, diberi nama kunyah Abd al-Walid. Ia wafat di pada tahun 240 H.

Sedangkan Ibnu Dzakwan dia adalah ‘Abdullah ibn Ahmad ibn Basyir ibn Dzakwan al-Qurasi ad-Damasyqi dan diberi nama kunyah Abu ‘Amr. Ia wafat di Damskus pada tahun 242 H.

5. ’Ashim al-Kuufi.

Dia adalah ‘Ashim ibn Abi an-Najuud, ada yang menamainya Ibnu Bahdalah Abu Bakar dan dia adalah salah seorang tabi’in, wafat di kufah tahun 128 H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya dia adalah Syu’bah dan Hafs. Syu’bah dia adalah Abu Bakr ibn Syu’bah ibn ‘Abbas ibn Salim Al Kuufi, wafat di Kufah pada tahun 193 H.

Sedangkan Hafs dia adalah Hafs Sulaiman ibn al-Mughiroh al-Bazzaz al-Kuufiy, diberi nama kunyah Abu ‘Amr dan dia adalah orang yang tsiqah. Ibnu Ma’in berkata: “….Dia lebih menguasai qira’at dibandingkan Abu bakr…”. Ia wafat 180 H.

6. Hamzah al-Kuufi

Dia addalah Hamzah ibn Habib ibn ‘Imarah az-Zayyat al-Faradhi at-Taimy, diberi nama kunyah Abu ‘Imarah. Ia wafat di Bahlawan pada masa kekhalifahan Abu Ja’far al-Manshur tahun 156 H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Khalaf dan Khalad. Adapun Khalaf dia adalah Khalaf ibn Hisyam al-Bazzaz, diberi nama kunyah Abu Muhammad, wafat di Baghdad pada tahun 229 H.

Sedangkan Khallad dia adalah Khallad ash-Shairafi al-Kuufi, diberi nama kunyah Abu ‘Isa, dan wafat disana tahun 220 H.

7. Al Kisaa’I Al Kuufi

Ia adalah ‘Ali ibn Hamzah, Imam ahli Nahwu kalangan Kufah, diberi nama kunyah Abd al-Hasan, dinamakan al-Kisaa’i karena dia ihram memakai Kisaa’ (kain penutup Ka’bah). Ia wafat di Ranbawaih salah satu daerah di perkampungan Ar-Ray, ketika hendak menuju ke Khurasan bersama ar-Rasyid tahun 189 H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Abu Harist dan Hafs ad-Duuriy. Adapun Abdul Harist dia adalah al-Laits ibn Khalid al-Baghdadi, wafat pada tahun 240 H. Sedangkan Hafs ad-Duuriy adalah perawi yang meriwayatkan Qira’at dari Abi ‘Amr.

Sumber Rujukan:

Mabahits fi Ulum al-Qur’an – Mana’ al-Qathan

At-T
aysir fi al-Qira’at as-Sab’ – Abu ‘Amr ad-Dany


*Penulis adalah Mahasiswa program S1 jurusan Dirosat Islamiyyah di Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah – Saiss, Fez. Penulis dapat dihubungi melalui FB: Manarul Hidayah

Tag Post :
Karya,Keilmuan & SDI,Minggu-an Menulis,Slider

Bagikan Artikel ini

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *