Arti Kecerdasan Intelektual dan Urgensinya bagi Kehidupan

Manusia diciptakan sebagai makhluk Allah paling sempurna karena mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Allah memberikan Akal kepada manusia agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akal yang diberikan Allah kepada manusia itu juga untuk membedakan antara dia dengan hewan. Seperti yang dikatakan aristoteles bahwa manusia adalah hewan sosial atau seekor binatang dengan unsur – unsur tertentu yang khas, khususnya rasio dan tuturan. Akal diibaratkan seperti  motor penggerak system dan pusat perintah untuk mensinkronkan antara anggota tubuh satu dengan yang lainnya.
                Dalam kehidupan sehari – hari manusia akan menemui berbagai macam persoalan, permasalahan, berbagai pilihan, dan kesimpulan. Dalam hal ini kita sebagai manusia yang mempunyai akal sehat pasti akan berfikir bagaimana cara untuk memecahkan masalah, menentukan pilihan, membuat analisa informasi. Oleh karena itu berfikir adalah kegiatan yang dilakukan manusia setiap waktu. Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa saat tidur otak manusia tidak berhenti bekerja, selain untuk mengontrol organ lain dalam tubuh selama tidur, ternyata kemampuan otak untuk berfikir juga masih aktif, bahkan mereka mengatakan bahwa otak orang tidur ternyata jauh lebih aktif dari yang mereka duga, kata salah satu peneliti dari Ecole Normale Superiure, Sid Kouider.
Beda manusia pasti beda cara berpikir, itu sudah pasti. Ini juga termasuk salah satu keagungan Allah yang telah menciptakan manusia dengan segala perbedaannya. Salah satu macam berfikir yang tidak semua orang bisa melakukannya adalah berpikir kritis. Berpikir secara kritis sebenarnya bukan hanya dimiliki oleh orang – orang yang memiliki daya nalar tinggi dan rasional yang tinggi saja, namun berpikir secara kritis bisa muncul dengan cara berlatih, membiasakan diri setiap hari secara rutin. Proses tersebut dihasilkan berdasarkan pengamatan, refleksi, tindakan, serta komunikasi.
I.                    PENGERTIAN
Berfikir kritis adalah kemampuan untuk menilai valid atau tidaknya suatu sumber informasi, bisa membedakan mana yang relevan dan mana yang tidak relevan, bisa membedakan mana yang fakta mana yang opini, dan mampu untuk mengidentifikasikan bias dan sudut pandang.

Contoh berfikir kritis yang dapat kita ambil dari salah satu kisah Nabi Ibrahim  dalam usahanya untuk mengenal dan mengetahui Tuhannya pada waktu kecil juga termasuk bentuk dari berpikir kritis, seperti ketika dia melihat matahari yang terang menyinari seluruh bumi, bagaikan bola lampu raksasa kemudian dia berpikir mungkin inilah tuhannya, tapi ketika malam  mulai datang lalu matahari lenyap dia mulai berpikir mana mungkin tuhan yang menciptakan dia bisa hilang dan keberadaan-Nya tidak abadi. Pengembangan intelektual nabi ibrahin berlanjut ketika malam datang, kala bulan mulai menampakkan wujudnya, sinarnya yang lembut menyinari seluruh alam dengan terang benderang. Lagi – lagi nabi Ibrahim berfikir mungkin inilah tuhannya yang besar, indah, dan penuh dengan kelembutan dan keindahan. Namun keesokan harinya yang dia kira sangka Tuhan itu ternyata hilang. Lalu dia menyimpulkan bahwa itu bukanlah tuhan yang menciptakannya. Kisah nabi Ibrahim ini sudah terangkum dalam Al-qur’an surat Al – An’am ayat 76 – 79 :
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبٗاۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأٓفِلِينَ ٧٦فَلَمَّا رَءَا ٱلۡقَمَرَ بَازِغٗا قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمۡ يَهۡدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّآلِّينَ ٧٧ فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةٗ قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَآ أَكۡبَرُۖ فَلَمَّآ أَفَلَتۡ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ ٧٨ إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ٧٩

Berpikir kritis bukan hanya mengandalkan logika, tapi juga membutuhkan metode dan wawasan yang memadai. Kurang etis rasanya jika kita mengkritisi sesuatu dengan keadaan wawasan kita masih sempit. Masalah yang dialami oleh kalangan muda Indonesia adalah kurangnya minat terhadap membaca yang tanpa mereka sadari bahwa itu sangat berdampak terhadap kualitas dirinya sendiri juga kualitas bangsa Indonesia. Tapi memang budaya membaca belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat – istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang Indonesia lebih senang mendengar atau berbicara daripada membaca. Berdasarkan survey UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca. Kemendikbud menambahkan bahwa minat baca literasi masyarakat Indonesia masih sangat tertinggal dari Negara lain. Dari 61 negara, Indonesia menempati peringkat 60. Namun anak muda dewasa ini mengalami sedikit kemajuan dalam hal baca – membaca, secara bertahap mulai muncul minat untuk membaca dalam diri mereka, dimulai dari kecintaan mereka membaca status di facebook atau caption di instagram, misalnya.
II.                    MANFAAT
                Manfaat berpikir kritis itu sangat banyak sekali diantaranya memiliki alternatif jawaban dan ide kreatif, mudah memahami sudut pandang orang lain, lebih mandiri, sering menemukan peluang baru, meminimalkan salah persepsi, tidak mudah ditipu, dan masih banyak lagi. Orang – orang yang dapat merubah dunia adalah orang – orang yang berpikir besar. Dari analisa dan argumen para cendekia dan para ulama zaman dahulu juga bisa menghasilkan berbagai disiplin ilmu dan muncullah madzhab – mad zhab. Adanya ayat –ayat allah dalam kitab sucinya adalah sebagai isyarat Allah kepada manusia untuk mengembangkan pemikiran dan mengolah kepekaan. Allah memberikan kesempatan pada manusia untuk menganalisa dan berfikir.
 Adanya arus globalisasi, penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru adalah adalah hasil dari pemikir – pemikir yang berkualitas. Sebab  dengan pemikirannya mereka dapat menentukan wajah baru dan dunia baru. Namun pada saat ini banyak orang – orang yang menyetarakan antara berpikir secara kritis dan berpikir secara protes. Sebab dalam kajiannya sama – sama menolak sesuatu atau seseorang. Namun pada dasarnya berpikir kritis itu sudah termasuk berpikir secara protes, tetapi berpikir protes itu tidak termasuk berpikir secara kritis.
                Maka marilah kita mulai menata pola pikir kita menjadi lebih baik lagi, dan tidak lelah untuk selalu berusaha , mengasah, dan berlatih agar menjadi pribadi yang peka dan lebih kritis dalam hal – hal yang ada dalam hidup dalam rangka memperbaiki kualitas diri kita, kualitas bangsa Indonesia  juga untuk peradaban dunia. Berpikir kritis itu baik, mengkritisi orang juga bukan hal yang buruk, dengan catatan kita mampu memberi alasan atas sesuatu yang kita kritisi tersebut secara bijak. Dalam artian setiap orang harus saling mengingatkan satu dengan yang lain, tindakan saling mengingatkan ini adalah bagian daripada kritik. Sampaikanlah sebuah kritik dengan santun sebagai ciri bangsa Indonesia yang ramah dan bersahaja.
Dikutip dari :
Tag Post :
Artikel,Karya,Keilmuan & SDI,Minggu-an Menulis

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *