Oleh :
Manarul Hidayah*
|
Terniang termenung sendiri
Dalam ruang hampa yang pengap
Dalam ruang yang sangat sunyi
Dalam suasana hati yang gundah gelisah..
Disudut ruang terbersit cahaya lilin
Memberikan penerangan diruang yang gelap
Menyinari seluruh sudut ruang dalam hati
Yang selalu terngiang wajah yang dicinta
Wahai angin yang bertiup kencang diluar sana
Sudikah engkau menyampaikan isi hatiku
Sebuah perasaan yang sudah lama ku pendam
Yang tak pernah tersampaikan dari mulutku yang kaku
Bunda…
Dalam doa ku meminta maafmu
Dalam tangis ku memohon ampunanmu
Dalam mimpi ku bersujud dikakimu
Memohon ampun atas dosa dan kesalahanku padamu
Bunda..
Kau memiliki telaga kasih sayang yang tak pernah kering
Energy cinta yang kau miliki takkan pernah pudar
Dekapan kasih sayangmu lebih lembut dari kapas
Cintamu bagaikan tetesan air yang ada di samudera luas
Bunda..
Aku begitu mencintaimu, aku begitu merindukanmu
Pengorbananmu begitu tulus hingga aku sulit untuk membalasnya
Doaku selalu ku panjatkan untukmu.. Kasih sayangmu begitu besar
Pelukanmu begitu hangat hingga aku selalu terjaga dalam tidurku.
*mahasiswa S1 Sidi Mohammed Ben Abdellah, Fes