Memaknai Kembali Makna Merdeka
79 tahun berlalu setelah tinta emas proklamasi menghiasi negeri ini, setelah suara Bung Karno bergema di seluruh radio. 79 tahun berlalu, impian untuk terbebas dari penjajahan akhirnya berangsur menjadi kenyataan. Hingga Indonesia benar-benar merdeka dan terlepas dari belenggu penjajahan.
Kemerdekaan ini bukanlah hadiah dari penjajah. Kemerdekaan ini dibeli dengan pengorbanan dan upaya para pejuang. Kemerdekaan ini dibeli dengan tangisan, dibeli dengan darah, dibeli dengan semangat juang, dibeli dengan rasa persatuan dan rasa nasionalisme. Kemerdekaan Indonesia adalah saksi bahwa kita adalah bangsa yang tangguh dan pantang menyerah. 79 tahun sudah bendera merah putih berkibar bebas di atas tiang tinggi Bumi Pertiwi.
Sejarah mencatat bahwa bangsa ini adalah bangsa yang tangguh dan kuat. Para pejuang memperjuangkan bangsa ini dengan semangat dan penuh dengan keyakinan sehingga sampai saat ini kita dapat merasakan kemerdekaan itu.
Mereka para pendahulu kita, dijuluki dengan julukan yang sangat agung yaitu “pahlawan bangsa” yang rela mengorbankan tenaga, waktu dan pemikirannya hanya untuk Bumi Pertiwi ini. Harapan besar meraka adalah hanya ingin melihat anak cucu mereka terselamatkan dari perbudakan para penjajah, sehingga mereka bisa merasakan kemerdekaan tanpa diiringi dengan perbudakan. Para penikmat jasa dengan penuh kenikmatan merasakan hasil yang telah dibuat oleh para pejuang sehingga benar jika kita mendapatkan sebutan “para penikmat jasa” yang hanya bisa menjaga, melestarikan budaya, serta menikmati apa yang telah mereka perjuangkan.
Oleh karena itu mari sama-sama kita mengenal lebih dalam arti dari sebuah kemerdekaan. Apa makna kemerdekaan yang sesungguhnya? Apakah hanya dengan merayakan kegiatan kemerdekaan sehingga anggapan kita kemerdekaan hanya di dalam 1 hari tersebut ?
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Mari sama-sama kita melihat ke 79 tahun yang lalu bagaimana para pahlawan kita berjuang sampai titik darah penghabisan. Mereka rela mengorbankan segalanya hanya untuk melihat masa depan Bumi Pertiwi ini menjadi lebih baik lagi. Sekarang, mari kita resapi lagi makna dari kemerdekaan.
Makna Kemerdekaan
Sebenarnya merdeka itu apa? Apa kita sendiri sudah mewujudkan kemerdekaan itu? Kata merdeka diambil dari Bahasa Sanskerta yaitu mahardika yang artinya kaya, sejahtera, dan kuat. Merdeka artinya keadaan yang berdiri sendiri, bebas lepas, dan tidak terjajah. Di era modern seperti saat ini jika berbicara mengenai merdeka sudah bukan lagi tentang berada di medan perang dengan bambu runcing ataupun menang melawan penjajah tetapi bagaimana kita meneruskan perjuangan para pahlawan dengan cara memaknai kemerdekaan itu sendiri. Lalu apa aja sih sebenarnya makna kemerdekaan yang perlu kita sadari?
Pertama, kemerdekaan sebagai pemersatu bangsa. Ini adalah harapan para pendahulu kita yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia untuk bersatu sekuat-kuatnya tidak membedakan antar suku, budaya, bahkan agama. Hari kemerdekaan sendiri dirayakan oleh seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Itu artinya kemerdekaan Indonesia adalah tentang bagaimana menghilangkan perselisihan dan membangun persatuan satu sama lain.
Yang kedua, ini akan selalu menjadi pengingat perjuangan. Mereka memperjuangkan perjuangan bangsa ini tanpa henti untuk meraih kemerdekaan, maka dengan adanya adat pada setiap tanggal kemerdekaan untuk mengadakan acara yang positif, ini menunjukan rasa menghargai jasa para pejuang dan salah satu kegiatan yang harus kita lestarikan dan kita jaga. Namun, apakah hanya di tanggal tersebut? Tidak! Merdeka yang sesungguhnya kita harus terus berjuang untuk kemajuan bangsa Indonesia yang lebih baik lagi. Kita harus mengambil hikmah dari perjuangan para pejuang terdahulu, bahwa sebuah perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan dalam hal apapun.
Ketiga, merdeka bukan berarti akhir dari perjuangan. Seharusnya kita malu jika kita hanya duduk santai dan menikmati hasil dari para pejuang saja, justru saat ini kita punya tugas mempertahankan dan mengembangkan jerih payah para pejuang. Saudara-saudara dan teman-teman sekalian, setelah merah putih berhasil dikibarkan, setelah lagu kebangsaan Indonesia bebas dinyanyikan, bukan berarti estafet perjuangan kita telah usai.
Bung Hatta pernah berkata, “Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Betul memang hari ini kita telah merdeka dari belenggu penjajahan, tetapi hari ini kita masih dijajah oleh kemiskinan, ekonomi kita masih terjajah, budaya kita, pendidikan kita, hingga pemikiran rakyat Indonesia masih belum sepenuhnya merdeka." Tanpa kita sadari kita sedang dijajah secara halus oleh negara lain dengan masuknya budaya negara lain ke negeri pertiwi ini sehingga kita lebih mecintai budaya negara lain dibanding dengan negara sendiri dan ini benar adanya.
Kita bisa melihat bagaimana negara Israel menjajah negara Palestina. Menurut Sebagian orang penjajahan dengan model seperti itu klasik di abad ke-21 ini. Namun ada penjajahan yang lebih bahaya dari itu yaitu penjajahan secara halus. Ini adalah penjajah dengan model baru!
Mari sama-sama kita berjuang serta lebih mencintai negeri tercinta ini dengan cara senantiasa mengenal dan menghargai budaya, memperkuat ekonomi lokal, menghormati hukum, serta menjaga persatuan dan toleransi sehingga kita dapat membangun Indonesia yang lebih baik dan sejahtera. Yuk, kita renungi lagi hal apa saja yang telah kita berikan bagi negara Indonesia tercinta ini.
Yang terakhir, kemerdekaan kita justru akan jadi perjuangan yang lebih berat sebagaimana Bapak Ir. Soekarno berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Kenyataan ini perlu kita resapi walaupun kemerdekaan dari penjajah sudah kita raih. Kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita bukanlah tugas yang mudah di era globalisasi karena masa depan bangsa banyak berada di tangan generasi muda. Lantas bagaimana caranya para generasi muda mewujudkan bentuk kemerdekaan di era sekarang ini?
Mengapa generasi muda yang dapat menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa? Sejalur dengan pendapat Hassan Al-Bana, pendiri Ikhwanul Muslimin, ia berkata, “Di setiap kebangkitan di belahan dunia manapun kita akan menjumpai bahwa para pemuda merupakan irama rahasianya.”
Perlu kita ketahui bahwasannya peran para pemuda dan pemudi merupakan penentu maju atau mundurnya suatu negara. Terbukti dari dulu hingga sekarang, bahkan zaman yang akan datang sesuai dengan fitrahnya, bahwasannya masa muda merupakan tulang punggung negara penerus estafet bangsa dan agama. Sebagaimana Al-Imam Syekh Sauqibek mengatakan:
اِنَّ فِيْ يَدِّ الْشُبَّانِ اَمَرَ اْلاُمَّة وَفِيْ اَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا.
Artinya: Sesungguhnya ditangan tangan para pemuda terdapat urusan umat dan pada kaki-kakinyalah terdapat urusan umat.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi yang semakin hari semakin menjadi-jadi, kita sebagai pemuda-pemudi bangsa haruslah selektif dalam memilih komponen dan tuntunan.
Kita harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Zaman sekarang siapa yang tidak kenal dengan media sosial, WhatsApp, Tik Tok, Facebook dan lain sebagainya. Maka dari itu gunakanlah media sosial kita dengan sebaik-baiknya. Jangan hanya mencari buruan semata, kita harus bisa memaknai kata merdeka yang hakiki dengan cara terus merubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi sehingga timbul sifat saling menghargai, saling menghormati, dan saling tolong menolong atas sesame, bukan untuk menjadi budak-budak mereka.
Karena di zaman sekarang, kita butuh hadirnya para pemuda yang tak hanya cerdas intelektualitasnya, tetapi juga dahsyat religiusitasnya. Tak hanya cerdas otaknya, tetapi juga indah akhlaknya. Karena untuk apa kita memilki para pemuda yang otaknya berlian tapi tak punya iman, justru rusaknya negeri ini karena banyaknya orang orang pintar tapi tidak berakhlak.
Saudara-saudara dan teman-teman sekalian, maka dari itu mari bersama kita lanjutkan estafet perjuangan ini, dimulai dari diri kita masing-masing. Meminjam perkataan Bung Karno yang berbunyi, “Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian!”
Bung Karno pernah menyeru, “Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian!”
Diri kita mungkin tidak bisa mengubah dunia, diri kita mungkin tidak bisa mengubah indonesia, tapi kita masih bisa merubah diri kita sendiri. Mari lakukan apa yang bisa kita lakukan.
Perjuangan kita hari ini tentunya berbeda dengan perjuangan para pahlawan kita terdahulu. Jika dahulu mereka berjuang mengangkat senjata, menodong bambu runcing, bergelimangan darah, bertaruhkan nyawa, hari ini kita berjuang untuk bersama menjaga amanat kemerdekaan yang telah mereka perjuangkan.
Hari ini kita berdiri di atas tanah yang merdeka berkat jasa mereka. Maka mari kita balas perjuangan mereka dengan mengisi kemerdekaan dengan berbagai kebaikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan banyak orang. Kita wujudkan Indonesia yang merdeka secara utuh, merdeka ekonominya, merdeka rakyatnya, merdeka segala-galanya.
Memaknai Kembali Makna Merdeka, Muhammad Rafly Alhasbi
Saksikan Kunjungan PPI Maroko ke Pabrik Indomie di YouTube PPI Maroko
Baca tulisan Mingguan Menulis lainnya di situs resmi PPI Maroko