Beasiswa S2/S3 Jalur DIKTIS KEMENAG (Kuota 15 AMCI)
Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementrian Agama RI (DIKTIS KEMENAG) memiliki ikatan kerjasama dengan Badan Kerjasama Internasional Maroko (AMCI) dalam bidang pendidikan, oleh karena itu KEMENAG RI di beri kuota 15 mahasiswa yang perkenankan untuk melanjutkan studi perguruan tingginya di Maroko. AMCI membatasi masuknya mahasiswa asing yang ingin terjun bebas alias yang masuk di luar kuota. Bagi calon mahasiswa yang nekat terjun bebas harus siap menerima penolakan AMCI dan berkas-berkasnya akan dikembalikan kepada yang bersangkutan. Jadi untuk mendapatkan persetujuan dari AMCI para calon mahasiswa harus melalui kuota KEMENAG RI
(Kemenag setiap tahunnya membuka seleksi resmi hanya untuk jenjang pendidikan S1.)Adapun untuk pendaftar studi S2 atau S3 harus berkomunikasi langsung dengan pihak kampus dan DEPAG. Sebagai tambahan bagi calon mahasiswa S2 dan S3 dituntut untuk menguasai Bahasa Arab dan Perancis. Karena Bahasa prancis merupakan Bahasa resmi Maroko. Dan sebagai Bahasa pengantar di kelas dosen pun menggunakan Bahasa Arab dan Perancis.
Langkah yang bisa ditempuh :
Sebelum mendaftarkan ke pihak DEPAG, bahwa kita akan melanjutkan S2 ke Maroko. Kita harus mendaftarkan diri ke kampus tujuan di Marokonya. Dan untuk urusan ini harus ada yang mewakilkan di Maroko. Untuk melobi sebelumnya kepada Ketua Jurusan atau Dekan. Setelah pihak kampus memberi pernyataan tertulis pelamar bisa ikut mendaftarkan dirinya dikampus, tergantung dengan masing-masing kebijakan kampus. Lalu berkas birokrasi yang di tempuh di Maroko disertakan ke Kemenag meminta agar dimasukan ke kuota 15. Berkas disertakan ke Kemenag sebagai berikut :- Pernyataan dari Dosen atau Pejabat Kampus yang dituju.
- Riwayat Hidup atau CV.
- Surat rekomendasi Tokoh atau Pejabat Kampus Rektor atau pun Dekan
- SK waktu kerja di kampus (Jika ada).
- Piagam penghargaan atau prestasi (Jika ada).
- Pergi ke AMCI untuk mengecek berkas kita sudah sampai atau belum dari Depag.
- Lalu pergi lagi ke Ta’lim ‘Ali dan Riasah untuk melanjutkan birokrasi berkas.
- Dan pergi ke kampus yang bersangkutan untuk mengikuti tes dan wawancara. Jika lulus berkas kita dari kampus akan dikirim ke Riasah lalu pelamar untuk melakukan birokrasi lagi ke Ta’lim 'Ali dan ke AMCI.
- Terakhir kita ke kampus untuk mengambil syahadah tasjil dan menyerahkannya ke AMCI.
(Prosedur di Maroko)
AMCI – Ta’lim ‘Ali – Riasah – Kampus (tes dan wawancara) – Riasah – Ta’lim ‘Ali – AMCI – Kampus – AMCIMungkin agak membingungkan loncat sana loncat situ berkas yang kita ajukan, karena untuk pendafaran ke Maroko belum memakai sistem Online. Untuk mendapatkan Muwafaqoh (LoA), harus ada perwakilan orang yang di Maroko yang melobi dan mengusahakan, ataupun pelamar harus datang pribadi ke Kampus melobi sendiri ke pihak kampus dan akan di tes atau di uji Dosen yang bersangkutan. Karena yang menentukan lulus atau tidaknya pihak kampus. Jika mendapat surat muwafaqoh sementara bisa diajukan ke Kemenag, dan atas kebijakan Kemenag ditindak lajuti ataupun tidak.