Zawiyah Nusantara Kunjungi Madrasah Imam Ibn Al-Qadi Lil-Qiraat di Sale: Pererat Hubungan Pelajar Indonesia dengan Para Masyaikh

Kabar Berita

Sale, 5 Oktober 2025—Tim Zawiyah Nusantara melaksanakan kunjungan ke Madrasah Imam Ibn Al-Qadi Lil-Qiraat di Sale pada Minggu (5/10). Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara pelajar Indonesia di Maroko dengan para masyaikh, sekaligus memperluas wawasan keilmuan melalui agenda kunjungan yang telah direncanakan sebelumnya.

Setibanya di lokasi pada pagi hari, rombongan disambut langsung oleh Syekh Yahya Al-Madghari, selaku Mudir Madrasah Imam Ibn Al-Qadi. Dalam sambutannya, beliau memperkenalkan profil madrasah yang meliputi latar belakang pendirian, sistem pembelajaran, serta berbagai program unggulan yang telah berjalan.

“Semangat awal didirikannya madrasah ini adalah sebagai pengabdian untuk Al-Quran dan para pembelajarnya, juga untuk memperbanyak para penghafal Al-Quran serta mendekatkannya kepada seluruh lapisan masyarakat,” ujar Syekh Yahya. Beliau menambahkan bahwa lengkapnya fasilitas madrasah—mulai dari ruang kelas, kantor, perpustakaan umum, hingga ruang penunjang lainnya—diperuntukkan untuk membangun sistem pendidikan yang terorganisir dan berkelanjutan.

Usai penyambutan, rombongan Zawiyah Nusantara dipandu oleh Syekh Mu’adz As-Sahabi berkeliling untuk meninjau berbagai fasilitas dan metode pembelajaran di madrasah tersebut. Sistem belajar di Madrasah Imam Ibn Al-Qadi terbagi ke dalam empat kategori: reguler, anak-anak, perempuan, dan pekerja. Pembagian ini dilakukan agar setiap peserta didik memperoleh pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Saat mengunjungi kelas anak-anak, tim disambut lantunan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh para santri kecil dengan penuh kekhusyukan. Mereka dibimbing oleh seorang ustazah yang berperan sebagai pengoreksi dan pembimbing hafalan. Pemandangan serupa juga tampak di aula besar yang dipenuhi para penghafal Al-Quran dewasa yang menulis dan menghafal menggunakan lauh (papan tulis kayu), metode tradisional khas Maroko yang masih dijaga hingga kini.

Berbagai koleksi unik turut diperlihatkan kepada rombongan, seperti alat tulis khas metode lauh, karya kaligrafi indah, dan naskah ilmiah bertema ilmu qira’at. Tim Zawiyah Nusantara juga diajak menonton proses rekaman Syekh Mu’adz Douik, qari internasional asal Maroko, melantunkan hafalan Al-Quran tiga puluh juz dengan tujuh qiroatnya di studio milik madrasah.

“Dalam proses belajar, murid-murid diarahkan untuk menulis ayat Al-Quran dengan tinta hitam, menulis hamzah dengan tinta kuning, dan harakat dengan tinta merah,” jelas Syekh Mu’adz saat mendampingi kunjungan. Di penghujung kegiatan, tim Zawiyah Nusantara diajak menikmati hidangan ringan di ruang makan madrasah sambil berdiskusi seputar sejarah pendirian lembaga ini.

“Dinamakan Madrasah Imam Ibn Al-Qadi karena mengambil nama seorang ulama ahli qira’at asli Maghribi. Nama ini belum pernah digunakan oleh madrasah lain sebelumnya,” tutur Syekh Mu’adz selaku putera dari pendiri Institut Abi Syu’aib Ad-Dukkali, institut pusat yang menaungi Madrasah Imam Ibn Al-Qadi.

Kunjungan di awal Oktober ini ditutup dengan pemberian cendera mata dan sesi foto bersama. “Kami berharap kesempatan seperti ini dapat terus berulang dan mempererat hubungan keilmuan antara pelajar Indonesia dengan para ulama Maroko,” ungkap Mohammad Mehta Abdi Surya selaku Ketua Zawiyah Nusantara kepada Syekh Mu’adz, menutup kunjungan.

Ikuti kegiatan kami lewat instagram @ppimaroko

simak artikel terbaru kami,

Tag Post :
Berita
Share This :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *