Kota Kuno atau Madinah Qodimah yang terletak di Fes itu adalah denyut nadi/jantungnya Fes, dan bahkan nadinya Maroko ini. Yang tak habis-habis dinarasikan oleh para penulis dan jurnalis, dan bahkan tidak sedikit yang menggubah dan mempuitisikan tentang Kota Kuno ini. Di tulis dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi substansial dan bungkusnya. Kota Kuno yang dibangun oleh Sidi Idris al-Awwal pada tahun 182 H atau 4 Januari 808 M ini adalah gudang yang menyimpan ratusan (dan bahkan ribuan) permata dan khazanah - khazanah keislaman. Sebut saja misalnya Qarawiyyin, Universitas pertama ini semenjak 12 abad berlalu sampai sekarang, kiprahnya dalam mengkader generasi umat terbaik manusia, ulama ternama dimasanya, dan intelektul Islam tetap eksis, atau seperti zawiyah Thoriqoh Tijaniyyah yang sejak awal pembangunan dan bahkan sebelum itu sampai sekarang, telah melahirkan manusia-manusia paripurna (insan kamil), dan masih banyak contoh-contoh lainyya. Selain yang tersebut diatas, diantara mutiara yang tersimpan didalamnya adalah Perpustakaan Qarawiyyin.
Pada mulanya, Perpustakaan ini dibangun sedemekian kecil disamping Qarawiyyin, agar lebih mudah diakses oleh para tenaga edukasi untuk membantu mereka dalam mengajar. Hingga pada masa kesulthanan Abu ‘Inan al-Mariny, pada tahun 750 H beliau memperluas bangunan dan memenuhinya dengan berbagai macam kitab dan dengan judul dan penulis yang berbeda, bahkan merancang undang-undang dan mengesahkannya sebagai tata laksana membaca, penelitian, dan penduplikasian. Di abad ke-16 tepatnya pada tahun 1613, perpustakaan ini telah menyimpan lebih 32 ribu jilid kitab. Manuskrip-manuskrip dan dokumen-dokumen yang tidak ada duanya (unik) yang ada di perpustakaan Marini diambil dan dipindakan ke Perpustakaan Qarawiyyin oleh orang-orang sa’di yang ketika itu menjadi penguasa di Maroko ini yang mengambil kota Marakesh (tempat dimakamkannya Ibnu Rusyd sebelum dipindahkan) sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota.
Dan sekitar empat bulanan yang lalu, raja Muhammad V kembali melakukan perbaikan didalam dan luar perpustakaan, dan kemudian pada acara peresmian hari pertama pembukaannya, langsung dihadiri beliau.
Perpustakaan yang berdiri semenjak sekitar 7 abad yang lalu ini, tak berhenti-henti dan tak pernah putus dari para pengunjung, mulai dari yang berlatar belakang akademisi, peneliti, dan penikmat kitab-kitab klasik, dan bahkan tidak sedikit yang berkunjung hanya untuk sekadar menikmati dekosari dan seni bangunannya. Diantara catatan sejarah kelana Gus Dur dalam pendidikan adalah, bahwa beliau pun pernah uzlah dalam perpustakaan ini, ditemani kitab klasik karya Ibnu Thufail, Arjuzah Ibni Thufail. Hasan Harnan, seorang pengawas besar perpustakaan Qarawiyyin ini sewaktu pernah mengungkapkan bahwa telah terismpan dalam perpustakaan ini sejumlah 21.000 kitab dalam bentuk cetakan ditambah 3.350 kitab bentuk manuskrip.
Dalam sebuah video yang di share oleh Shofhatu Muhibby Jami’atil Qarawiyyin al-‘Atiq Fes menyebutkan beberapa manuskrip, diantaranya Al-Mudawwanah Lil Imam Malik, as-Syifa karya Qodhi ‘Iyadh, Tarikhul Quds, Artikel-Artikel Abdullah at-Tazy, Arjuzah Ibni Thufail, manuskrip Shahih al-Bukhari, dan lain sebagainya.