Peran Deklarasi Balfour di Balik Berdirinya Israel

Pembahasan konflik yang terjadi di Timur Tengah antara Palestina dan Israel merupakan pembahasan yang tak ada habisnya. Konflik antara keduanya mendorong negara-negara lain mengambil peran dalam membantu salah satu dari kedua kubu tersebut hingga peperangan besar-besaran yang terjadi di awal Oktober lalu. Peristiwa di awal Oktober tersebut menelan banyak korban terlebih dari kubu Palestina. Berkaca dari permasalahan tersebut, timbul beberapa pertanyaan besar dari benak kita, di antaranya adalah bagaimana awal mula terjadinya konflik ini? Dan apa yang memicu konflik berkepanjangan ini terus berlangsung?

Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita tidak akan lepas dari pembahasan tentang Deklarasi Balfour yang dicetuskan oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1917. Nah, apa itu Deklarasi Balfour yang menjadi kunci bagi bangsa Yahudi dalam menduduki tanah Palestina?

Dilansir dari Wikipedia.com, Deklarasi Balfour adalah pernyataan publik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1917, ketika Perang Dunia Pertama, yang mengumumkan dukungannya terhadap pendirian rumah nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Dalam kata lain, deklarasi ini merupakan penetapan dukungan Pemerintah Inggris terhadap pendirian rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina yang kala itu masih di bawah kekuasaan Inggris.

Dengan adanya Deklarasi Balfour ini, alur pemerintahan dan kekuasaan mengalami perubahan. Di sisi lain, deklarasi ini juga memicu terjadinya konflik di Palestina karena adanya tabrakan sudut pandang. Bagi kaum Yahudi, Deklarasi Balfour menjadi sesuatu yang sangat penting dan berperan besar dalam mendapatkan pengakuan Pemerintah Inggris dan penyediaan rumah mereka di tanah Palestina. Namun, bagi bangsa Palestina, hal ini dipandang sebagai pengkhianatan yang dilakukan oleh Pemerintah Inggris—yang sedang berseteru dengan Kekhalifahan Utsmaniyyah—terhadap Palestina.

Deklarasi Balfour ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Inggris yang menjabat kala itu, Arthur James Balfour, pada awal abad ke-20. Arthur James Balfour merupakan pendukung berat gerakan politik Zionisme. Posisinya sebagai tokoh penting dalam dunia politik memengaruhi sikap Pemerintah Inggris terhadap pembentukan negara Yahudi di Palestina.

Organisasi Zionis Internasional yang didirikan pada tahun 1897 juga memiliki peran penting dalam lahirnya Deklarasi Balfour. Menjelang perang dunia pertama, organisasi ini sangat aktif dalam berbagai bidang sejak tahun 1914–1918. Misi mereka untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina terhalang oleh Khalifah Utsmaniyyah yang masih berkuasa kala itu. Oleh karena itu, mereka mengambil jalan pintas dengan cara menarik sejumlah tokoh Yahudi Inggris, seperti Sir Herbout Samuel dan Lionel Walter Rothschild. Di samping itu, James Balfour juga melihat peranan penting komunitas Yahudi di Amerika Serikat yang kala itu bermayoritaskan Yahudi.

Pada tanggal 2 November 1917, James Balfour mengirimkan surat kepada Baron Lionel Walter Rothschild, seorang pemimpin komunitas Yahudi di Inggris, yang berisikan dukungan Pemerintah Inggris terhadap berdirinya negara Yahudi di tanah Palestina. Alasan lain di balik lahirnya deklarasi ini adalah agar komunitas Yahudi—terutama yang berada di Amerika Serikat—menunjukkan dukungan mereka terhadap sekutu di Perang Dunia Pertama. Pemerintah Inggris juga memandang komunitas Yahudi memiliki kekuatan ekonomi yang stabil dan berperan penting dalam industri keuangan Internasional. Oleh karena itu, mereka diprediksi akan menjadi pendukung kunci bagi Inggris dalam perang. Selain itu, Inggris juga ingin memperbaiki hubungan mereka di Timur Tengah setelah peperangan. Selepas Palestina dikuasai oleh Inggris, beberapa negara Timur Tengah berembuk untuk menolak Deklarasi Balfour sehingga memperpanjang ketidakpastian kemerdekaan Palestina yang dijanjikan oleh Pemerintah Inggris.

Perpindahan imigran Yahudi besar-besaran ke Palestina menyebabkan mereka yang awalnya minoritas, berubah menjadi mayoritas di sana. Pada akhirnya, tiga tahun setelah pecahnya Perang Dunia Kedua, para Yahudi yang menduduki sebagian besar tanah Palestina mendeklarasikan negara bernama Israel yang sampai saat ini masih memicu konflik di Timur Tengah.

Berikut terjemahan isi Deklarasi Balfour yang dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris.

“Kementerian Luar Negeri Inggris,

2 November 1917

Kepada Yang Terhormat,

Lord Rothschild

Dengan senang hati, saya menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintah Kerajaan Inggris, deklarasi yang didasarkan pada simpati untuk aspirasi Zionis Yahudi, telah diajukan dan disetujui oleh Kabinet Perang. Pemerintah Kerajaan Inggris memandang positif pendirian tanah air nasional untuk orang-orang Yahudi di Palestina dan akan menggunakan usaha terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini. Sebab dipahami, bahwa tidak ada yang dapat menghakimi hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lainnya. Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini kepada Federasi Zionis Britania Raya dan Irlandia.

Salam,

Arthur James Balfour”

Nantikan promo-promo menarik di PPI Shop

Dapatkan Info-info terkini dari PPI Maroko

Tag Post :
Minggu-an Menulis

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *