Pantun Haditsiyyah & Pembahasannya

Saya pilih judul diatas karena ini merupakan sebuah ikhtiar saya dalam upaya untuk menangkap dan memahami intisari hadist riwayat imam muslim yang biasa dikenal dengan sebutan “Hadist Jibril”. Hadist ini berbicara mengenai Esensi Iman, Islam, Ihsan dan Tanda Tanda Kiamat yang mudah mudahan kita bisa mengambil ibroh (pelajaran) darinya.

Saat sahabat bersama Nabi
Orang tak dikenal menghampiri
Sahabat bertanya dalam hati
Darimana asal orang ini
 
Diletakkan tangannya diatas paha
Para sahabat lurus memandang
Ia lontarkan beberapa kata
Nabi menjawab dengan senang
Yaa Muhammad jelaskan tentang iman
Suara si penanya ingin penjelasan
Dijawab rasul dengan senyuman
Beliau jelaskan rukun iman
Berlanjut ke pertanyaan kedua
Rasul dengan sabar menunggunya
Jelaskan tentang islam dia berkata
Rasul menjawab rukun islam yang lima
Ihsan itu soal yang ketiga
Engkau beribadah pada tuhanmu
Seolah olah engkau melihatnya
Bila tidak, yakinlah dia melihatmu
Soal terakhir kapan hari akhir
Rasul dengan cerdas menjawabnya
Yang bertanya lebih mahir
Dibanding saya yang ditanya
Orang tersebut lalu berkata
Sampaikan tanda – tandanya saja
Dijelaskan tuntas semuanya
Oleh baginda rasul mulia
Pertama: bila budak wanita
Dia bisa melahirkan tuannya
Begitulah kondisi dunia
Bila kiamat di depan mata
Tak beralas kaki tanda berikutnya
Tak berbaju,miskin dan penggembala
Mereka semua berlomba lomba
Dalam hal bangunan yang didirikannya
Itulah Jibril datang bertanya
Memberi pelajaran penuh makna
Metode dialog yang dipakainya
Manfaat tuk sahabat dan kita semua
Illustration by pinterest

Redaksi hadist:

عنْ عُمَرَ رضي الله عنه أَيضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآَخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرُ أتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Umar radhiallahu’anhu juga dia berkata: “Ketika kami duduk-duduk di sisi RasulullahShallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lutut beliau (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?” Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu menempuh jalannya.” Kemudian dia berkata: “Kamu benar“.

Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman“. Beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Kemudian dia berkata: “Kamu benar.” Dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan.” Beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.

” Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya).” Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya.” Beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan.” Kemudian orang itu berlalu dan aku (Umar) berdiam diri sebentar. Selanjutnya beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Dia adalah jibri yang dating kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian (Riwayat Muslim).

Hadist yang menjadi bahasan kita ini dikategorikan sebagai hadist mutawatir karena diriwayatkan oleh 8 orang sahabat nabi yaitu Abu Hurairah,Umar, Abu zarr,Anas,Ibnu Abbas,Ibnu Umar, Abu Amiir Alasyariy dan Jarir albajriy(كتاب “المناثر من الحديث المتواتر” لمحمد بن جعفرالكتاني ص 42 ).

Penjelasan Hadist:

قال ابن دقيق العيد: هذا حديث عظيم اشتمل على على جميع وظائف الأعمال الظاهرة والباطنة وعلوم الشريعة كلها راجعة اليه ومتشبعة منه, لما تضمنه من جمعه علم السنة فهو كالأم للسنة كما سميت الفاتحة “أم القرآن” لما تضمنه من جمعها معانى القرآن ( شرح الأربعين النووي للامام ابن دقيق العيدي ص 14)

Ibnu Daqiq al’iydiy berkata: Ini hadist yang mulia karena didalamnya mencakup semua tugas perbuatan dzohir maupun batin. Dan ilmu syari’ah itu semuanya dikembalikan kepada hadist ini dan cukuplah dengannya, karena ia mencakup seluruh ilmu didalam sunnah. Hadist ini seperti Ibu bagi Sunnah sebagaimana juga Alfatihah laksana Ibu untuk Alquran karena ia(alfatihah) mencakup seluruh makna alquran.

Hadist Jibril ini memang tidak sedikit dikaji dan dijelaskan oleh para ulama, bahkan Alhabib Zein bin Ibrahim bin Smith mengarang satu kitab tersendiri untuk menjelaskannya yang didalamnya membahas Islam(Fiqh),Iman (Aqidah),Ihsan (Tasawwuf) juga tanda-tanda kiamat. Kitab itu berjudul” شرح حديث جبريل المسمى هداية الطالبين في بيان مهمات الدين ”

Makna Islam,Iman dan Ihsan:

Islam secara bahasa artinya tunduk dan pasrah. Adapun secara syara’ yaitu engkau bersaksi tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan allah, melaksanakan sholat, membayar zakat, melaksanan puasa Ramadhan, dan melaksanakan haji jika mampu.

Iman secara bahasa artinya percaya. Imam Ar-ragib al-Isfahani berkata: Iman itu adalah percaya yang disertai rasa aman (مفردات القرآن :1/48)

Adapun secara syara’ yaitu engkau beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir, dan qodho juga qadar.Dalam pengertian lain, Iman juga bisa diartikan: Meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan berbuat dengan anggota badan.

Iman dan Islam merupakan dua sisi yang saling berkaitan satu sama lain. Islam sering diartikan sebagai ‘amal dzohir sedangkan iman itu ‘amal batin, padahal keduanya tidak bisa dipisahkan karena terkadang iman juga diartikan ‘amal dzohir seperti hadist yang diriwayatkan Imam Bukhori ketika utusan Abdul Qois datang menemui nabi shallallahu alaihi wasallam lalu beliau bersabda: Apakah kalian tahu apa itu iman kepada Allah? Mereka menjawab: Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.

Nabi menjawab: Bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan mengeluarkan seperlima harta rampasan perang. Dari hadist ini kita paham bahwa islam dan iman mempunyai persamaan dalam memaknai ‘amal atau perbuatan dan tidak bisa dipisahkan.

Iman tanpa islam tidaklah dianggap, begitu pula sebaliknya. Sedangkan Ihsan itu adalah engkau beribadah seolah-olah engkau melihat Allah dan jika kau tidak mampu, maka Allah maha melihatmu. Ihsan juga merupakan derajat atau maqom tertinggi dalam islam karena dengan ihsan inilah kita bisa merasakan lezatnya ibadah juga akan tertanam dalam diri kita bahwa Allah maha muroqobah yaitu selalu mengawasi kita setiap saat dimanapun dan kapanpun.Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“وما تكون في شأن وما تتلو منه من قرآن ولا تعملون من عمل الاّ كنّا عليكم شهودا “(يونس :61)

Dan tidaklah engkau(Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat alqur’an serta tidak pula melakukan suatu pekerjaan melainkan kami menjadi saksi atasmu( Yunus:61).

Ihsan juga dikenal sebagai ilmu Tasawwuf dan pembahasannya berporos pada 3 hal:

التجافي عن دار الغرور 1. Menjauhi dunia yang memperdayakan dan menipu

الانابة الى دار الخلود 2. Bertaubat dan selalu mengingat akhirat

الاستعداد للموت قبل أن ينزل الموت 3. Mempersiapkan kematian sebelum ajal tiba

Kiamat dan Tanda – Tandanya:

Hadist ini menjelaskan bahwa hanya Allah ta’ala lah yang tahu kapan kiamat akan terjadi, bahkan rasul dan malaikat pun tidak mengetahuinya.Tetapi ada tanda- tanda kiamat yang secara umum dibagi menjadi dua: Shugra dan Kubra. Hadist ini hanya menjelaskan 2 tanda kiamat shugra yaitu:

1. Budak melahirkan tuannya. Ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan ini kinayah(sindiran) karena banyaknya anak yang durhaka kepada orang tua mereka sehingga sang anak memperlakukan orang tua mereka seperti perlakuan tuan kepada budak.

2. Orang orang fakir berlomba lomba untuk meninggikan bangunan. Maksudnya ialah ketika rakyat jelata menjadi penguasa dan memiliki harta berlimpah,lalu mereka menyombongkan diri dengan mendirikan bangunan yang tinggi dan megah.

Faidah Hadist:

1. Adab dalam belajar

Sebagaimana Jibril ketika menjelma menjadi seorang lelaki yang duduk di hadapan nabi shallallahu alaihi wasallam sambil menyandarkan lututnya kepada lutut nabi dan meletakkan kedua tangannya diatas paha nabi lalu ia bertanya dengan bahasa yang halus dan sopan kepada nabi shallallahu alaihi wasallam layaknya seorang murid dan guru . Inilah adab yang harus diperhatikan seorang murid kepada gurunya.

2. Keragaman metode dakwah

Dalam hadist ini kita tahu bahwa metode dialog lah yang dipakai oleh Jibril dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Padahal bisa saja Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam menjelaskan hal ini(Iman- Islam- Ihsan dan Tanda – Tanda kiamat) secara langsung kepada para sahabat. Tapi Hadist ini ingin mengajarkan kepada kita bahwa ada metode lain dalam berdakwah yaitu metode dialog. Ini harus menjadi perhatian bagi kita bahwa dakwah memiliki ragam cara dan harus disesuaikan dengan kondisi lawan bicara.

Referensi:

Imam An-Nawawi,Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf..Alarba’un An-nawawiyyah(attab’ah arrabi’ah).Kairo:Dar Salam

Abu Abdillah Muhammad bin Ja’far Al-Kattani.Nadzmul mutanaatsiroh minal hadist almutawatiroh.Mesir: Dar Kutub Assalafiyyah

Imam Ibnu Daqiq Al’iydiy.Syarh Alarbain An-nawawiyyah.Makkah:Maktabah Faysholiyyah

Ahmad Ibnu Yusuf Assayyid.Syarh Alarbain An-Nawawiyyah

Imam Arragib Alisfahani.Mufradat Alquran

Syekh musthofa Dib Albugho dan Syekh Muhyiddin Mastu.Alwafi fii syarhi alarbain an-nawawiyyah.Damaskus:Dar el-Mustofa

Alhabib Zein bin Ibrahim bin Smith. Syarh hadist Jibril almusamma hidayatul tolibin fii bayaani muhimmati addin.Surabaya:Darul Ulum Al-islamiyyah

Kemenag.Qur’an Kemenag

saksikan video-video keseruan even PPI Maroko : https://www.youtube.com/@PPIMarokoOfficial

nantikan promo-promo menarik di PPI Shop : https://ppimaroko.or.id/ppi-shop/#pu-pay

Tag Post :
Pantun Haditsiyyah

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Populer