“You VS. The Future”
Oleh: Amanda Alfatah Idris
Di zaman yang penuh dengan kemodernan ini,kehidupan kita dikelilingi dengan berbagai macam teknologi canggih pembantu setia manusia. Berbagai inovasi terus saja bermunculan guna mempermudah segala urusan manusia, dari urusan rumah tangga hingga urusan perkantoran. Kalau dibandingkan dengan kehidupan manusia beberapa tahun yang lalu, teknologi memang merupakan target utama yang selalu menjadi sasaran kreatifitas para produsen. Kita lihat saja sekilas dari perkembangan telepon, benda yang awalnya diprioritaskan untuk alat komunikasi jarak jauh, sering berjalannya waktu terus saja berubah dan berkembang, sampai kini fungsinya tidak hanya sekedar untuk komunikasi dengan orang lain, kita juga bisa mendengarkan musik, mengabadikan momen, mengakses berbagai jenis informasi, dan masih banyak lagi.
Teknologi memang membawa banyak manfaat yang signifikan dalam keseharian kita, namun perlu diingat lagi bahwasanya perkembangan yang menyelimuti kita sampai saat ini tidak lepas dari hal-hal negatif yang turut menyerang kehidupan kita. Dari bidang industri misalnya, kebanyakan perusahaan-perusahaan besar terutama di negara-negara maju relatif menggunakan alat-alat bantu elektronik dalam proses produksinya, mereka cenderung memanfaatkan teknologi-teknologi canggih dibandingkan dengan tenaga manusia. Selain menghemat biaya produksi, robot-robot pekerja yang telah di atur dengan sistem komputer dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan lebih teratur. Selain itu penggunaan AI (Artificial Intellegence) juga telah banyak menggantikan peran manusia di bidang pelayanan, sebagai mana yang terdapat di Canghi Airport, Singapura, hampir seluruh pelayanan penerbangan di lakukan oleh mesin, bahkan amat sedikit para petugas manusia yang bisa kita lihat di sekitar bandara, di bandingkan bandara lainnya (yang belum secanggih Canghi Airport). Mulai dari cetak boarding pass hingga masuk ke pesawat, semuanya cenderung menggunakan mesin otomatis. Hal ini memang merupakan sisi positif bagi perusahaan namun merupakan berita negatif bagi para pencari kerja. Lapangan pekerjaan juga akan semakin sempit, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan tertentu.
Zaman akan terus berkembang, begitu pula teknologi, dan pekerjaan manusia pun boleh jadi akan digantikan oleh para robot di masa depan. Mobil yang dulu harus disetirisupir, kedepannya mungkin akan terganti oleh mesin otomatis atau robot juga, mengingat para inovator terus saja mengembangkan teknologi yang ada, sistem navigasi, sistem kemudi otomatis, sistem sensorik dan lain sebagainya. Namun perlu di ingat bahwa manusia sendirilah yang menciptakan robot-robot tersebut.
Kalau kita amati lebih luas lagi, AI yang diterapkan pada mesin-mesin canggih merupakan sistem komputerisasi yang di susun dengan perhitungan tertentu sehingga dapat mengerjakan suatu pekerjaan dengan akurat. Secara umum kinerja mesin-mesin tersebut menerapkan beberapa fungsi dari otak kiri manusia. Nah, pertanyaannya, apakah ada mesin yang kinerjanya melebihi kreatifitas dan imajinasi manusia? Sedangkan kinerja mesin merupakan susunan perintah-perintah yang telah diatur dan tidak bisa berkembang dengan sendirinya, tidak seperti halnya manusia. Itu hanya salah satu contoh yang membuktikan bahwasanya sehebat-hebatnya robot, masih jauh lebih hebat seorang manusia.
Dari semua dampak negatif yang kita terima, kita tidak bisa begitu saja menyalahkan perkembangan teknologi begitu saja, bagaimanapun juga ini semua hasil usaha manusia sendiri untuk membangun masa depan yang lebih baik. Sekarang semuanya dikembalikan kepada pribadi masing-masing, bagaimana kita menyikapi perkembangan zaman ini agar kita tidak tenggelam dibawah kemoderenan yang ada, tapi kita lah yang justru berselancar ria diatasnya. Kita harus terus membekali diri dengan pengalaman, kreatifitas, wawasan, dan lain sebagainya, agar kita bisa membentuk sumberdaya manusia yang tak lekang oleh perkembangan zaman. Ingatlah, Masa depanmu adalah sekarang (“The future is now!”).