Perlu kita ketahui bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan bersumpah di dalam Al-Qur’an kecuali sumpah tersebut mengandung rahasia dan fadilah. Sayangnya, sumpah-sumpah itu sering disia-siakan oleh kita tanpa kesadaran dan perasaan rugi sedikit pun. Salah satu sumpah Allah yang akan kita kupas rahasianya dalam tulisan ini terdapat dalam surah At-Takwir ayat ke-18:
وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ
Artinya: Demi waktu subuh apabila menampakkan cahayanya. (At Takwir : 18)
Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan nama waktu, karena Allah meletakkan rahasia-Nya dibalik waktu tersebut. Waktu Subuh adalah waktu yang penuh dengan keberkahan. Telah banyak peneliti, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim, yang menjelaskan keutamaan waktu Subuh. Salah satunya adalah peneliti Muslim sekaligus sejarawan asal Mesir, Dr. Ragheb El-Sergany, yang mengatakan “Orang yang menjaga Subuh akan menjaga hidupnya, ini bukan sekadar ibadah tapi juga pola hidup sehat.” Sementara itu, Andrew Huberman seorang neuroscientist atau ilmuwan yang mempelajari sistem saraf, menjelaskan dalam podcast-nya: “Sinar matahari pagi dan aktivitas fisik Subuh berdampak positif besar pada kesehatan mental, hormon, dan energi harian.” Selain menjaga kesehatan tubuh dan menguatkan jasmani, waktu pagi juga termasuk waktu yang dipenuhi berbagai keberkahan yang tak bisa dihitung dengan jari.
Adapun sebagian dari keberkahan itu ialah:
1. Waktu turunya rezeki.
Pernyataan ini sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, tidak sedikit dari kita yang lalai terhadap hal yang tampak sepele ini. Di balik pernyataan tersebut terdapat pepatah Melayu yang mengandung hikmah dan pelajaran besar “Rezeki tidak datang bergolek, ayam pun berkokok tanda Subuh menjenguk.” Maknananya, rezeki harus di usahakan, dan waktu terbaik untuk memulainya adalah waktu Subuh. Dalam kaitannya dengan hal ini, Sayyidina Utsman bin Affan pernah berkata:
نَوْمُ الصُّبْحَةِ يَمْنَعُ الرِّزْق
Artinya: Tidur di waktu pagi dapat menghalangi datangnya rezeki.
Sebagian orang berfikir bahwa rezeki identik dengan harta, dan harta identik dengan kekayaan, sedangkan kekayaan bersifat sementara dan duniawi. Padahal, pemikiran sempit seperti itu seringkali hanya dijadikan alasan untuk menutupi kemalasan dalam merubah kebiasaan.
Sesungguhnya, rezeki tidak terbatas pada harta dan kekayaan semata, Allah menganugerahkan banyak bentuk rezeki kepada hamba-Nya. Seperti ilmu yang bermanfaat, keluarga yang bahagia, waktu yang lapang, teman yang baik, serta ketenangan hati. Semua itu adalah karunia yang tidak akan pernah mampu kita hitung, sekalipun air laut dijadikan tinta, ranting pohon dijadikan pena, dan daun-daun dijadikan kertas.
1. Waktu paling efektif untuk belajar
Sudah menjadi tabiat para ulama bahwa memulai hari-hari nya dengan berzikir, menghafal, dan belajar. Pada waktu tersebut, otak manusia masih terasa segar dan belum banyak memikirkan tentang hal-hal duniawi, sehingga menjadikannya waktu yang sangat efisien untuk belajar. Namun, di zaman teknologi ini kita dibuat lalai oleh gadget. Malam berubah menjadi siang, dan siang menjadi malam. Meskipun bangun lebih awal, bukannya baca do’a dan zikir terlebih dahulu, kita justru membuka HP untuk melihat notifikasi. Bahkan yang lebih parah lagi, ada yang sampai meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim, yaitu salat Subuh. Kita tidak dilarang untuk mengikuti perkembangan zaman, tetapi kitalah yang seharusnya mengatur zaman, bukan zaman yang mengatur kita hingga mengubah dan memecahkan nilai agama. Inilah salah satu penyakit zaman sekarang, dimana kelemahan umat Islam sedikit demi sedikit terbongkar. Terkait hal ini Syekh Sidi Ahmad Abnaou Es- Sousy mengatakan dalam kitab nya Sirru Es-Sabah:
السِّرُّ فِي الصَّبَاحِ مَنْ نَامَهُ ** مَأْمُولُهُ بِنَومِهِ فَاتَهُ
أَنْفَاسُهَا نَفَائِسٌ لِلْحِجَا ** يَاوَيْحَ مَنْ ضَيَّعَ أَوْقَاتَهُ
العِلْمُ قُوتُ الرُّوحِ هَلْ مُمْكِنُ ** يَحْيَا إِذَا فَارَقَ أَقْوَاتَهُ
Artinya: Rahasia pagi terlewatkan oleh orang yang tidur, harapannya hilang karena ia tidur. Nafas pagi adalah mutiara bagi yang berakal, celakalah orang yang menyia-nyiakan waktunya. Ilmu adalah makanan jiwa, mungkinkah ia hidup jika terpisah dari makanannya?
Maka, tidak sepatutnya seorang penuntut ilmu seperti kita menyia-nyiakan waktu ini begitu saja tanpa mengambil manfaat darinya.
2. Ketenangan jiwa
Selain keberkahan rezeki dan keberkahan dalam menuntut ilmu, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menganugerahkan ketenangan jiwa kepada hamba yang menjaga waktu Subuh. ketenangan jiwa merupakan salah satu nikmat dan keberkahan yang sangat diharapakan oleh setiap manusia, namun tidak semua orang bisa merasakannya. Penelitian dari ilmuwan asal Mesir, Dr. Mohamed Ratib El-Nabulsi, menyebutkan: “keberkahan Subuh adalah saat gelombang otak manusia dalam keadaan paling stabil dan terbuka untuk menerima cahaya hidayah dan inspirasi.” Mungkin ada orang yang hatinya gundah, tidak tenang dan diliputi kecemasan hingga menyebabkan overthinking secara terus menerus. Dalam keadaan seperti ini, menjaga waktu subuh dan mendekatkan diri kepada sang pencipta bisa menjadi solusi yang tepat. Masih banyak lagi keberkahan dan fadilah lain yang Allah hadiahkan bagi hamba-Nya yang menjaga waktu Subuh. Serta keberkahan yang tidak dapat dihitung dengan jari dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Kesimpulan:
Setiap sumpah yang Allah cantumkan dalam kitab-Nya pasti mengandung rahasia besar yang belum diketahui manusia, namun sering dianggap sepele. Padahal, hal-hal kecil yang tampak remeh itulah yang justru dapat mengubah kehidupan seseorang, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Orang yang konsisten menjaga waktu Subuhnya akan melihat keberuntungan didepan matanya. Adapun bagi mereka yang belum mampu menjaganya, kesempatan untuk memperbaiki diri masih terbuka lebar. Terbiasa bukan berarti tidak bisa diubah. Setiap kebiasaan buruk bisa diganti dengan niat dan kesungguhan. Pepatah melayu mengatakan “genggam bara api biar sampai jadi arang.” Artinya, ketika seseorang telah bertekad untuk berubah, ia harus bersabar dan tetap kuat, meski jalan yang ditempuh terasa sulit, hingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Oleh:
Ikuti kegiatan kami lewat instagram, @ppimaroko
Simak artikel terbaru kami,