Seputar Muqobalah Ta'lim 'Atiq

Oleh: Tharekh Era Elraisy
Tahun ajaran baru dimulai, menjadi tanda para delegasi-delegasi santri baru dari Indonesia untuk memasuki kampus-kampus pilihan yang tersebar ke seantero kota di Maroko. Sistem pendidikan bagi Pelajar Indonesia di Maroko umumnya terbagi menjadi dua macam, Ta’lim ‘Ali dan Ta’lim ‘Atiq, masing masing memiliki keunggulan dan kekurangan. Setiap mahasiwa baru yang memilih Ta’lim ‘Atiq akan bertemu pada masa dimana kemampuannya terhadap khazanah ke-islaman diuji. Ujian ini dikenal dengan sebutan Imtihan Muqobalah (Ujian Penerimaan).
Praktek muqobalah di Ta’lim ‘Atiq tidak seperti saat kita berada di Indonesia, pada kesempatan kali ini, penulis ingin berbagi pengalaman, trik dan tips agar bisa mudah lolos ujian dengan hasil yang memuaskan.  Hal ini sejalan dengan apa yang dijelaskan Mu’tamid selaku alumni Madrasah Imam Nafi’ Tanger.
Pertama, harus menguasai betul pemahaman bahasa arab (berbicara & mendengar) karena mengerti soal adalah setengah jawaban. Mampu megenalkan informasi pribadi masing-masing dengan bahasa arab yang baik. Pada umumnya, materi yang diajarkan dalam karantina atau les bahasa arab yang ada di Indonesia sudah sangat cukup untuk bekal muqobalah. Selanjutnya, penguji akan menanyakan apa saja yang telah kita pelajari di Indonesia, sekedar contoh; kitab apa saja yang sudah pernah kalian dibaca? Berapa kitab mutun yang sudah di hapal? Hal ini menjadi urgen mengingat yang demikian itu menjadi pertimbangan untuk bisa lulus muqobalah. Untuk mempermudah pemahaman dan gambaran pembaca, berikut sekilas materi pertanyaan yang biasanya diajukan saat Imtihan Muqobalah;
1. Hafalan Qur’an
Ditanya mengenai jumlah hizb yang telah dihafal, kemudian melanjutkan beberapa ayat yang telah dibaca penguji (sambung ayat). Saran penulis, jawab saja berdasarkan hizb yang benar-benar dikuasai, (bukan tentang banyaknya hizb yang dihafal, melainkan penguasaan dan kecermatan terhadap bacaan dan hafalan Qur’an). Karena dari pengalaman penulis pribadi, sejumlah hizb yang kalian baca itulah yang akan menjadi bahan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya oleh penguji.
2. I’rob (mencakup nahwu dan shorof)
Pertanyaan ini menurut penulis paling banyak diujikan, dan fundamental terhadap nilai keseluruhan, penggunaan dalil Jurumiyah atau Alfiyah menjadi nilai plus tersendiri. Saran penulis usahakan hafal beberapa dalil utama kaidah nahwu dan shorof.
3. Hadis & Ilmu Hadis
Berapa banyak hafalan hadis juga akan dipertanyakan, kemudian menjelaskan isi hadis tersebut (seperti sanad dan syarah hadis). Mengerti akan jenis-jenis hadis dan definisinya juga sangat penting, karena sewaktu-waktu penguji akan mempertanyakan pengetahuan kita terkait hadis yang sudah dihapal. Dan akan menjadi nilai plus juga ketika kalian bisa menyertakan beberapa bait dari nadzom al-baiquniyyah dalam jawaban.
4. Ushul Fiqih
Pertanyaan nya meliputi definisi-definisi ilmu ushul fiqh, Kitab Mabadi’ul Awwaliyyah karangan Abdul Hamid Hakim menurut penulis sudah cukup untuk dijadikan pegangan untuk bisa memahami dasar-dasar usul fiqih.
5. Fiqh
Mungkin pertanyaan ini yang akan sedikit menyulitkan, karena harus tahu betul hukum fikih menurut prespektif Imam Syafi’i dan Maliki, baik ibadah maupun muamalah. Pertanyaan fikih yang sifatnya teknis juga seringkali ditanyakan saat muqobalah, seperti menyikapi permasalahan hukum dalam suatu praktek jual-beli yang akan di contohkan oleh penguji misalnya. Selain itu, teman-teman sebaiknya juga mempersiapkan materi seputar ibadah mahdhah (wudhu, sholat, zakat, puasa, haji), meliputi ta’rif, syarat, dan rukun-rukunya.
6. Aqidah
Pemahaman ushuluddin yang sesuai dengan aswaja. Dan dalam beberapa kasus, ada kawan yang hanya ditanya macam-macam rukun islam dan rukun iman, tapi ini sangat jarang sekali.
7. Balaghoh dan Mantiq
Dalam Ilmu Balaghah, kuasai pembahasan umum balaghah seputar fashohah, majaz, isti’aroh. Sementara Ilmu mantiq, kuasai dan pahami bab awal-awalnya. Akan menjadi nilai plus apabila bisa hafal bait-bait kedua ilmu tersebut seperti yang ada dalam kitab jauharul maknun dan sullamul munawraq.
Kesimpulannya, para penguji merasa senang dan bisa dipastikan akan memeberi nilai yang besar ketika mengetahui bahwa mahasiwa yang mendaftar merupakan  non-arab tetapi mengerti dengan baik tatanan bahasa Arab sekaligus hapal beberapa mutun. Yakinlah bahwa ujian muqobalah itu mudah bila kita memang menyiapkan semua dengan matang.
Dan banyak sekali faktor lain yang tak bisa penulis jelaskan secara rinci seperti diatas, yang juga mempengaruhi diterimanya kita atau tidak, seperti urutan antrian tes, kuota, mood penguji dan lain-lain. Karena saya hanya membahas poin-poin yang hakikat dan sejatinya menjadi penentu kelulusan kita, yaitu kualitas diri.
Dan yang terakhir dan terpenting ialah mental, satu satunya cara untuk membangkitkan mental dan menciptakan rasa percaya diri adalah dengan kita membarengi kesungguhan dan tawakal (berserah diri) pada Allah atas segala keputusan yang dikehendaki-Nya, terima kasih!.
Tag Post :
Artikel,Minggu-an Menulis

Bagikan Artikel ini

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *