Rintik pelan di sudut kota yang penuh sandiwara, dia kembali memaksakan dirinya tuk bangkit dan menerobos itu semua, disaat keledai kotor pun masih berfikir bahkan tuk sekedar memakan sesuatu yang ada dihadapannya. Suasana yang belum lama ia rasakan dan perlahan hal-hal itu akan menjadi seusuatu yang akan dirindukan.
Dah-dah jan kepanjangan ntar malah kek novel beneran lagi. Sebenernya ini cuman pengen ngobrolin opini-opini ku yang random aja kadang terlintas difikiran, gak tau asal mula lahirnya darimana. Namanya juga opini yah, pastinya hal-hal yang tak bisa dibuktikan kepastiannya. dan pastinya didapatkan dari perasan, keyakinan, pengalaman orang yang beropini, tapi yahh siapa tau aja nih, ada satu dua hal yang mungkin setelah membaca ini yang awalnya tak pernah terbayangkan malah menjadi sesuatu yang maybe sangat berpengaruh dalam kehidupan ini.
Kita flashback dikit dah buat opening, jaman dulu, yah, walaupun gak dulu-dulu amat, paling beberapa tahun yang lalu, jaman SD dulu masih inget bener, nih kalo misalkan ada cowok dan cewek boncengan bedua, pasti dah itu tiap mereka ketemu anak-anak kecil jalan bareng rame-rame bakalan diejek tu, karena dulu yang begituan tu bisa dibilang hal-hal yang langka. Tapi realiatanya liat aja sekarang yang langka tu bukan mereka yang bisa boncengan bedua, malah yang diejek tu sebaliknya. Tapi ini saya bukan mau bahas perkara boncengan ya, cuman mau bilang bahwa secepat itu kehidupan itu berubah 180 derajat malah, disini nih yang harus digaris bawahin nih, kita yang hidup di zaman ini bahkan tak punya pilihan banyak, menjauh terasingkan atau meyatu tapi tenggelam, tapi kan tidak untuk keduanya yang harus kita perjuangkan bagaimana kita dapat berbaur tapi tidak melebur.
Zaman sekarang nih kita hidup di zaman yang serba salah. Selalu ada yang buat ragu, kalo kata anak Jaksel tu menurunkan mental healty. Dimana bahasa-bahasa yang mendukung itu semua, yang menurunkan mental healtyitu semakin mashur kayak insecure, overthinking, judgemental, body shaming, burnout, mental healty tentunya. Tapi bahasa-bahasa itu kenapa saya bilang mendukung, yah kan semakin sering kita ketemu atau terdengar kata-kata begini bakalan semakin kepikiran tu. Kan cuman kepikiran doang?? Iya cuman kepikiran doang tapi semua itu bakal mempengaruhi pola fikir alam bawah sadar kita, karana gini dah cara kerja alam bawah sadar itu bisa kita kiaskan dengan cara kerja algoritma pada internet atau pada beberapa medsos yang sering kita gunakan, tapi kayaknya bukan lagi sering ya malah bisa dibilang separuh hidup yang sesungguhnya ini, kayak instagram, youtube, dll. Jadi kan algoritma itu sebuah rangkayan angka yang tersusun beraturan, lewat sejumlah urutan kondisi terbatas dan menghasilkan sebuah titik akhir yang sistematis. Simpelnya gini dah, misalnya youtube itu bakal merekomendasikan video-video yang berkaitan dangan video yang sedang kita tonton/sering kita tonton. Kalau akun kita itu sering nonton video-video sholawat maka youtube dengan otomatis akan memberikan rekomendasi video shalawat juga untuk ditonton setelah video itu, begitu pula dengan genre-genre yang lain kayak video masak atau game atau poadcast dan yang lain-lain. Nah kurang lebih begitulah cara otak dan alam bawah sadar kita bekerja, kebiasaan itu akan dipengaruhi oleh alam bawah sadar ketika sesuatu itu kita lakukan secara berulang-ulang rutin atau terus menerus maka alam bawah sadar kita akan memerintahkan tubuh kita untuk melakukan hal itu dengan spontan. Contoh gini dah kita angkat yang kita bahas tadi tentang mental healty, kitakan sering nih denger bahasa-bahasa kayak insecure, body shaming lah atau takut dewasa lah, nah hal-hal ini perlahan akan mempengaruhi otak kita dalam mengambil keputusan. ketika kita akan melakukan sesuatu ni contohnya kita akan terbayang konsekuensi yang selalu menghatui kita, insecure sama yang dah hebat lah dll. Atau takut dewasa yang sering banget kita denger, yah namanya dewasa juga sebuah kepastian apa yang harus ditakutkan kecewa, tidak dihargai, tak punya jalan lagi. Bukan kah kita memang sepatutnya mikirin masa depan? Ya iya tapi kan semua itu memang harus kita fikirkan tapi tidak untuk ditakutkan bismillah semua itu rahasia Allah, Allah tak mungkin menyia-nyiakan langkah kita. Jangan sampai fikiran-fikiran tadi mengahantui dan mendokrin kita untuk semakin ragu untuk menghadapi semua perjuangan dalam hidup ini.
Ini akan saya tutup dengan sebuah argumen lagi. Pernah denger pepatah “perjuangan tak pernah mengkhianati hasil” menurutku itu sebuah ungkapan yang kurang tepat, lah gimana sih tadi bilangnya hidup itu harus berjuang, berjuang, berjuang tanpa memikirkan komenan orang lain, eitss tahan dulu dong komennya, aku akan menjawabnya pakek cerita ini. Jadi ini kisah nyata ya walupun kurang lebihnya tidak persis seperti ini, nama nya juga tulisan ya agak di dramatisir lah biar menarik. Waktu itu di sebuah kantor sebutlah sebuah kantor sipil yang pada beberapa hari kedepan akan kedatangan tamu dari kementrian pusat ke perkantoran daerah di tempat dia bekerja. Dalam waktu yang lumayan panjang itu dia menyaipkan beberapa persentasi mengenai data-data yang dibutuhkan untuk di tampilkan di depan tamu kementrian itu. Siang dan malam dia menyaipkan itu semua, mengumpulkan data autentik, datang ke ahli, tanya sini tanya situ demi mempersiapkan persentasi tersebut bahakan tak jarang dia terjaga dalam malam nya demi menyiapkan semua itu. Karna bisa jadi persentasi itu jika tamu dari kementrian itu tertarik ia akan diberikan penghargaan besar atau naik jabatan gitulah kurang lebih. Dan dihari dimana kedatangan tamu terhormat tersebut, segala sesuatu sudah dia persiapkan ini dan itunya. Memang sebenarnya cara intinya itu bukan dibagian dia, tapi ini salah satu kesempatan dia untuk menunjukan karya miliknya. Seluruh tim-tim sudah disiapkan, lapangan, konsumsi, transport sudah siap, begitu pula dia dengan beberapa slidenya yang telah dia siapkan dengan penuh perjuangan. Sekitar 5 menit sebelum acara dimulai, seketika dia tersadar ketika laptopnya keluar notifikasi bahwa batrenya tinggal 4 persen dan lebihnya lagi dia baru sadar kalau lupa membawa chargeran nya. Perasaanya sudah gak karuan, kalo harus balik untuk sekedar menggambil chargeran itu percuma karna jarak rumah dan perkantoran sekitar 30 menit perjalanan, kemudian mencari teman-teman yang menggunakan laptop dengan merek yang sama karna biasanya laptop yang semerek itu tipe chargeran nya sama, tapi ternyata satu kantor bahakan tak ada yang menggunakan merek laptop yang sama. Dia pun pasrah, dan acara tetap berlanjut karna acara intinya bukan pada dirinya, semua perjuangan yang sudah dia lakukan hilang hanya karna hal yang tak pernah terduga CHARGER. Semudah itu loh Allah menggagalkan semuanya. Coba review dikit perkataan saya diatas saya tidak bilang bahwa ungkapan “perjuangan tak pernah mengkhianati hasil” ini salah, tapi KURANG tepat. Karna kita pastinya dituntut untuk selalu berjuang tanpa memikirkan hal-hal yang sudah kita bicarakan sebelumnya, tapi jangan sampai lupa bahwa kita punya Allah yang telah menentukan jalan terbaik yang harus kita lalui.
Barakallahu fii kum
nantikan promo-promo menarik di PPI Shop : https://ppimaroko.or.id/ppi-shop/#pu-pay