Melukis Senja Dari Puncak Marinid Tombs

Siapa sih yang tak suka dengan keindahan senja? Semua orang menyukai senja. Saat matahari kembali ke peristirahatannya setelah seharian berjuang memberi sinar kehidupan untuk bumi dan sinar cahaya matahari tenggelam membuat langit seketika berubah warna jingga kemerah-merahan. Ia membuat jutaan mata terpesona melihatnya. Kali ini, saya menikmati senja dari puncak Marinid Tombs di Kota Fes.

Marinid Tombs sudah tak asing lagi bagi masyarakat Maroko, khususnya yang berdomisili di Kota Fes dan para turis yang berdatangan dari mancanegara. Marinid Tombs berarti makam Marinid. Makam Marinid adalah perkuburan kerajaan untuk Dinasti Marinid yang memerintah Maroko pada abad ke-13 hingga ke-15 Masehi. Saya dan kawan-kawan menaiki Marinid Tombs ini demi menikmati senja dari atas bukit, berjalan mendaki dengan memasang kuda-kuda yang kuat, menguatkan betis dan kaki, melewati jalan-jalan berpasiran layaknya di gurun sahara, hingga sampai di puncak. Hati terasa amat senang dengan pemandangan yang sangat menawan. Mata dimanjakan dengan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Terdiam sejenak, mulut terasa terkunci tak bisa bicara, mata pun memandang dengan tajam, pikiran pun mulai berputar sambil merenungi betapa indahnya sang pencipta Allah SWT menciptakan alam semesta. Terkadang kita sebagai hambanya kurang bersyukur bahkan ragu dengan kekuasaannya, padahal Allah berfirman dalam Surat al–Ghasyiyah :

وَاِلَى الۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَت

‎وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَت

“Tidakkah mereka memperhatikan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Bagaimana bumi dihamparkan?”

Dari ayat tersebut kita bisa menadaburi dan merenungi betapa besar dan agungnya kekuasaan Allah SWT.

Dari puncak Bukit Marinid ini tidak hanya senja yang kami lihat. Sembari menikmati indahnya senja, terdapat juga suatu tempat yang juga sangat membuat hati kagum laksana melihat permata di lautan. Terhampar tepat di depan ini, suatu tempat yang sangat bersejarah yaitu Medina Qadima atau Kota Tua Fes. Ia merupakan salah satu destinasi wisata terpopuler bagi para turis internasional yang didirikan oleh Syekh Maulay Idriss. Kota tua ini memiliki banyak tempat sejarah, di antaranya adalah Universitas al-Qarawiyyin. Pada mulanya, ia merupakan bagian dari masjid yang didirikan pada tahun 859 Masehi oleh Fatimah al-Fihri, putri seorang pedagang kaya yang bernama Muhammad al-Fihri. Hingga hari ini, Universitas  al-Qarawiyyin mempertahankan cara tradisionalnya dalam mengajar mahasiswa. Metode syekh mengajar dengan duduk menghadap lingkaran (halaqah) para pelajar. Tidak hanya al-Qarawiyyin, terdapat juga sungai di dalam perkarangan Kota Tua ini. Tempat ini merupakan bagian dari sejarah Ibnu Ajurrrum. Beliau memiliki nama asli Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud ash-Shanhaji. Beliau dilahirkan di Kota Fes. Dikisahkan beliau melemparkan kitab al-Ajurumiyyah yang membahas Ilmu Nahwu ke sungai itu dengan harapan kalau memang kitab itu berkah dan diterima di sisi Allah, maka kitab itu akan kembali kepada beliau. Alhasil, kitab itu pun kembali lagi kepada beliau sebagaimana sedia kala. Adapun salah satu keberkahan dari kitab  al-Ajurumiyyah adalah sampai sekarang kitab ini masih menjadi pedoman bagi para pelajar Ilmu Nahwu dasar dari Timur Tengah bahkan hingga ke Indonesia. Kitab Matan Jurumiyah yang ditulis sekitar abad ke-6 H ini mendapatkan sambutan luas dari publik. Kitab ini diberikan anotasi (syarah) oleh banyak ulama pada zaman berikutnya dengan berbagai kekhasan, di antaranya adalah Mukhtashar Jiddan, Syarah al-Kafrawi, Syarah al-Asymawi, Syarah Khalid al-Azhari (Abi Naja), al-Kharidah al-Bahiyyah, dan al-Fawakih al-Janiyyah/Mutammimah.

Tidak hanya itu, di Kota Tua ini juga terdapat makam Syekh at-Tijani yang merupakan pendiri Tarekat Tijaniyyah yang pengikut dan pengamalannya sangat luas di seluruh pelosok Indonesia sampai saat ini. Syekh Ahmad Tijani dilahirkan pada tahun 1150 H/1737 M, di Desa ‘Ain Madhi yang terletak di Negara Aljazair. Masih banyak tempat-tempat bersejarah lain di Medina Qadima yang tidak saya sebutkan.

Terlepas dari semua itu, termenung sambil memandang Kota Tua Fes yang dihiasi dengan beragam sejarah dan peradaban dunia, dibarengi dengan menikmati senja membuat hati seakan berkelahi, rasanya ingin selalu menikmati dan menemani senja. Hati ini seakan berbisik tidak ingin berpisah dengan senja. Namun, senja sendiri lebih memilih untuk berpisah. Suasana pun mulai gelap. Senja sebentar lagi akan sirna dan menghilang. Para pengunjung dan turis-turis sudah mulai pulang dan meninggalkan bekas pijakan kaki di atas Bukit Marinid ini. Handphone dan kamera mereka dipenuhi foto-foto kenangan di puncak bukit ini untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka pernah menginjakkan kaki di puncak Bukit Marinid ini. Suara burung malam pun mulai terdengar, bernyanyi indah nan merdu seakan-akan  mengundang kami untuk ikut bernyayi bersama mereka. Bintang-bintang menari dengan indahnya menambah keindahan malam dan membuat hati menjadi tentram. Hari ini aku belajar dari senja bahwa yang indah dan memesona akan datang dan juga hilang pada waktunya. Senja juga mengajarkanku bahwa keindahan tak harus datang lebih awal.

Visit and explore Morocco!

Kamu akan banyak tahu aneka sejarah dan peradaban dunia. Lebih dari itu, kamu akan merasakan keindahan dan ketenangan yang abadi laksana surga dunia.

Nantikan promo-promo menarik di PPI Shop

Dapatkan Info-info terkini dari PPI Maroko

Tag Post :
Minggu-an Menulis

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *