Asal-Usul Hari Santri
Salam! Halo, teman-teman, lbas bkhair? Semoga teman-teman dalam keadaan baik dan semangat menjalani aktivitas. Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 22 Oktober, kita telah memperingati Hari Santri Nasional atau yang biasa disebut dengan HSN. Mendengar kalimat Hari Santri, terlintas nggak, nih, kenapa diadakan Hari Santri? Apa sih sejarah adanya Hari Santri dan kenapa diselenggarakan pada tanggal 22 Oktober? Yuk kita bahas!
Apa, sih, Hari Santri itu?
Hari Santri Nasional merupakan agenda tahunan yang diperingati oleh kalangan santri di pondok pesantren dengan beragam kegiatan. Pengertian santri sendiri menurut KBBI adalah seseorang yang berusaha mendalami agama Islam dengan sungguh-sunguh atau serius. Setiap tahunnya, Hari Santri Nasional memiliki tema yang berbeda-beda. Dilansir dari laman Kemenag, tema Hari Santri Nasional 2024, yaitu “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan.” Tema ini menyimbolkan perjuangan berkelanjutan para santri dalam merengkuh masa depan yang sejahtera, dengan semangat, keberanian, dan nilai-nilai luhur yang selalu dijaga dan diteruskan. Lalu, apa asal-usul adanya hari santri?
Adanya hari santri ini diputuskan oleh Keppres (Keputusan Presiden) No. 22 tahun 2015. Keputusan ini ditetapkan pada tanggal 15 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal. Keputusan ini muncul sebagai realisasi dari janji antara Presiden ke-7, Joko Widodo dan pimpinan Pondok Pesantren Babussalam Malang, KH. Thariq Darwis pada masa kampanye 2014. Berawal dari ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam, mengusulkan penetapan Hari Santri kepada Joko Widodo yang saat itu masih menjadi calon presiden. Jokowi bersedia untuk mendengarkan aspirasi tersebut dan menandatangani komitmen untuk menetapkan Hari Santri pada tanggal 1 Muharram. Namun, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kemudian mengusulkan perubahan pada tanggal 22 Oktober, karena merujuk pada peristiwa penting dalam sejarah perjuangan bangsa, yakni keluarnya Resolusi Jihad pada tahun 1945.
Latar Belakang Sejarah: Resolusi Jihad
Resolusi jihad dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yang isinya menyerukan santri dan ulama untuk terlibat dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajahan kembali. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, ancaman terhadap kedaulatan Indonesia belum usai. Pasukan sekutu, yang di dalamnya terdapat tentara Belanda, kembali datang ke Indonesia. Kekhawatiran bahwa mereka akan menjajah kembali Indonesia mendorong KH. Hasyim Asy’ari bersama para ulama NU mengeluarkan Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945. Resolusi ini memastikan setiap muslim untuk berjihad dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Resolusi Jihad ini tidak hanya membangkitkan semangat santri dan ulama, tetapi juga menyulut semangat perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Salah satu pasukan yang terlibat adalah Laskar Hizbullah yang terdiri dari ulama dan santri. Mereka dengan gagah berani menghadapi pasukan sekutu di Surabaya. Puncak dari perlawanan rakyat terjadi dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang dikenang sebagai salah satu pertempuran paling heroik dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah naskah lengkap Resolusi Jihad yang menjadi tonggak perjuangan tersebut yang dikutip dari laman NUOnline
Bismillahirrohmanirrohim
Resolusi
Rapat besar wakil-wakil daerah (konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya.
Mendengar:
Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat umat Islam dan alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan agama, kedaulatan negara Republik Indonesia merdeka.
Menimbang:
A. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan negara Republik Indonesia menurut hukum agama Islam, termasuk sebagai suatu kewajiban bagi setiap-tiap orang Islam.
B. Bahwa di Indonesia ini warga negaranya sebagian besar terdiri dari umat Islam.
Mengingat:
A. Bahwa pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah banyak sekali dijalankan banyak kejahatan dan kekejaman yang mengganggu ketenteraman umum.
B. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar kedaulatan Republik Indonesia dan agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengobarkan beberapa banyak jiwa manusia.
C. Bahwa pertempuran-pertempuran itu sebagian besar telah dilakukan umat Islam yang merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan kemerdekaan negara dan agamanya.
D. Bahwa dalam menghadapi sekalian kejadian-kejadian itu belum mendapat perintah dan tuntutan yang nyata dari pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-kejadian tersebut.
Memutuskan:
1. Memohon dengan sangat kepada pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangan.
2. Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat “sabiililllah” untuk tegaknya Negara Republik Indonesia merdeka dan agama Islam.
Surabaya, 22 Oktober 1945
Nahdlatul Ulama
Alasan Munculnya Hari Santri
Dari sini kita dapat mengambil poin bahwa alasan-alasan munculnya Hari Santri di antaranya: Pertama, hubungan antara santri dan nasionalisme dalam sejarah. Merujuk pada peran serta kontribusi para kyai dan santri dalam upaya mempertahankan kemerdekan atas Belanda, yang kemudian dituangkan dalam Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang disampaikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Kedua, bagian dari interaksi politik. Merujuk pada fakta bahwa Keppres Hari santri berawal dari proses komunikasi antara Jokowi dan KH. Thariq Darwis ketika masa kampanye. Ketiga, penguatan identitas santri. Keppres tentang hari santri ini muncul sebagai sebuah pengakuan identitas terhadap santri yang turut serta membangun peradaban sumber daya manusia baik di kancah nasional maupun internasional.
Sekian pembahasan mengenai Hari Santri. Gimana, nih, sekarang udah paham, kan, tentang Hari Santri dan asal-usulnya? Sampai jumpa di lain waktu dan Selamat Hari Santri Nasional!
Asal-Usul Hari Santri, Arrinda Zahwa, Mahasiswa S1 Université Moulay Ismail
Liputan: HUT PPI Maroko Ke-32: Menyala, Membara, dan Mengudara!
Liputan: Rayakan HUT Ke-32, PPI Maroko Selenggarakan Bakti Sosial