Tantangan dan Kesempatan Islam Kontemporer

Islam sebagai agama global saat ini, menghadapi berbagai tantangan dan kesempatan modernisasi yang dapat memengaruhi umat Islam di seluruh dunia. Islam Kontemporer mengacu pada praktik dan interpretasi Islam pada masa kini yang melibatkan perubahan-perubahan dalam masyarakat dan perkembangan global, seiring dengan adanya kemajuan teknologi dan perubahan sosial. Islam Kontemporer mencakup berbagai isu seperti plularisme agama, hak asasi manusia, radikalisasi, terorisme, hubungan antara Islam dengan politik, dan masih banyak lagi isu-isu lainnya.

Menurut Profesor Harun Nasution, Al-Qur’an mengandung cukup banyak ayat-ayat yang pengertiannya bersifat zhanni, sedangkan sangat sedikit yang bersifat qath’i (secara pasti). Kata zhanni dapat diartikan sebagai pikiran, pendapat, dugaan, dan perkiraan. Secara terminologi, qath’i menunjukkan makna khusus berdasarkan teks sehingga tidak berpeluang untuk di takwilkan dan tidak ada ruang untuk memaknai, kecuali dengan makna dasarnya. Sementara makna zhanni adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang memungkinkan untuk ditakwilkan dari makna asalnya kepada makna lain. Jadi, ayat-ayat yang tergolong zhanni adalah ayat yang mengandung makna samar-samar yang memungkinkan terbukanya ruang untuk ditakwilkan dari makna leksikalnya kepada makna lainnya. Hal ini dapat menimbulkan hukum-hukum Islam Kontemporer yang berubah sangat cepat karena seiring berjalannya zaman. Dengan demikian, hukum Islam Kontemporer merupakan hasil upaya para ulama Islam untuk memahami dan menerapkan hukum Islam dalam konteks zaman sekarang, dengan memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan perkembangan global.

Sampai saat ini, Islam Kontemporer juga sering kali disorot dalam konteks globalisasi. Umat Islam di berbagai negara terlibat dalam perdebatan tentang bagaimana memahami dan menerapkan ajaran mereka dalam konteks modern. Hal ini juga mencerminkan perbedaan dan pendekatan Islam yang dipraktikan di negara mayoritas muslim dan di negara yang nonmuslim. Hal ini menunjukkan pentingnya memahami Islam Kontemporer sebagai fenomena yang kompleks dan bervariasi, karena tidak ada satu pun definisi tunggal yang dapat merangkum praktik dan pemikiran umat Islam masa kini. Dalam konteks ini, studi tentang Islam Kontemporer menjadi sangat krusial untuk memahami dinamika dan tantangan yang dihadapi umat Islam di era modernisasi.

Terdapat beberapa tantangan dan isu dalam Islam Kontemporer yang sering terjadi pada masa kini.

  1. Islamofobia. Fenomena ini merupakan tantangan paling utama yang dihadapi oleh umat Islam saat ini.  Meningkatnya Islamofobia di beberapa belahan dunia telah mengakibatkan lahirnya sikap negatif terhadap Islam dan muslim. Hal ini sering kali mengakibatkan diskriminasi dan kekerasan terhadap komunitas muslim di berbagai negara. Islamofobia  menciptakan lingkungan yang tidak ramah dan meningkatkan ketidakamanan bagi umat Islam itu sendiri. Sikap Islamofobia ini kerap terjadi dan selalu berakar dari ketidaktahuan, ketakutan, dan kesalahpahaman tentang agama Islam. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman yang mendalam mengenai agama Islam dan ajarannya, pendidikan yang mempromosikan toleransi, saling pengertian, dan menghormati keragaman agama dan budaya. Selain itu, peran media dan tokoh masyarakat juga memegang peran penting dalam memerangi Islamofobia dengan cara menghindari penyampaian dan pemahaman yang salah dan negatif tentang Islam.
  2. Modernitas dan tradisi di tengah globalisasi. Umat Islam dihadapkan pada tantangan memadukan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan inovasi dan kemajuan. Tantangan ini muncul dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana umat Islam tetap berpegang teguh pada ajaran agamanya, sambil tetap relevan dalam konteks sosial dan politik yang terus berubah. Dengan demikian, umat Islam di seluruh dunia secara tidak langsung menghadapi tantangan dalam menjaga nilai-nilai kepercayaan agama Islam di tengah modernisasi dan globalisasi. Adapun langkah yang harus kita lebih perhatikan dalam menghadapi tantangan ini ialah harus lebih memahami dan mengenal indetitas Islam secara lebih dalam agar kita dapat mempertahankan nilai dan prinsip Islam untuk menghadapi arus globalisasi dan modernisasi. Tak kalah penting juga kita sebagai umat Islam harus mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang agar mampu bersaing dalam era ini tanpa melupakan prinsip-prinsip agama.
  3. Radikalisasi dan ekstremisme yang menciptakan ketegangan sosial, kekerasan, dan konflik di berbagai belahan dunia. Fenomena ini dapat memengaruhi citra Islam secara global dan menimbulkan nilai negatif terhadap umat Islam secara umum. Adapun salah satu cara kita untuk menghadapi tantangan terbesar ini ialah dengan penguatan pendidikan agama yang moderat dengan tujuan untuk menciptakan sikap toleransi, kerukunan, dan pendamaian di antara umat yang beragam. Hal ini dilakukan dengan mengajarkan nilai-nilai universal agama, menghormati perbedaan, dan mendorong dialog antar agama. Tujuannya adalah agar pendidikan agama tidak menjadi sumber konflik dan toleransi, melainkan menjadi sarana untuk memperkuat ikatan antar umat beragama dan menciptakan kehidupan yang damai dan penuh harmonis.

Dapat disimpulkan, Islam Kontemporer dihadapkan pada sejumlah tantangan dan kesempatan yang signifikan, termasuk persepsi negatif dari masyarakat nonmuslim terhadap Islam. Namun, di tengah tantangan ini juga terdapat kesempatan emas untuk umat Islam dalam menghadapi tantangan yang ada, seperti penguatan pendidikan, menyampaikan salam toleransi Islam di seluruh dunia, dan partisipasi aktif dalam masyarakat. Wallahu a’lam.

Nantikan promo-promo menarik di PPI Shop

Dapatkan Info-info terkini dari PPI Maroko

Tag Post :
Minggu-an Menulis

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *